Hari sudah larut dalam kesunyiannya
. Tapi tetap saja mata ini mau berdiam . Pikiran yang melayang-layang tak
karuan , aku kesepian . Angin malam dari jendela pun segan tuk menghampiriku .
Apa yang salah padaku? Mengapa mereka semua menjauh padaku? Adakah yang bisa
menjawab ini?
***
Jatuh cinta adalah hal
ajaib yang bisa membuat seseorang bertindak konyol . Terkadang , seseorang akan
melakukan apapun untuk mendapatkan dan memiliki apa yang dicintai . Aku? Aku
berbeda . Aku takkan melakukan apapun demi cinta ini. Aku hanya bisa menatap
sembari berharap . Berharap sedikit . Aku sadar , aku hanya mempunyai peluang
kecil untuk memiliki cinta itu .
***
Matahari menyapaku di pagi hari
lewat jendela kamar . Hari telah bangun sebelum aku sadar dari tidurku . Hari
dimana aku akan melaksanakan kegiatan-kegiatanku . Aku akan beraktivitas dan
aku menyukainya . Saat ini aku berada di posisi yang sangat aman . Keluarga
yang harmonis , kami tak pernah kekurangan materi , tetapi kami hanya kurang
sedikit waktu yang lebih lama untuk bersama . Walapun begitu, aku akan tetap
dan selalu bersyukur atas apa yang ada padaku . Bukan hanya itu , aku juga
memiliki seorang sahabat yang sangat menyayangiku . Siapa lagi orang yang lebih
beruntung dariku , mendapatkan hal yang diimpikan oleh setiap orang . apa yang
aku inginkan selalu bisa aku miliki dengan mudah , tanpa perlu menunggu waktu
.. tapi ada sesuatu yang mungkin tak bisa aku miliki dan aku rasa tak pernah
aku miliki selamanya ..
Aku telah di antar oleh asisten
rumah ke sekolah . Sekolah , tempat istimewa para pelajar dan pecinta . Pecinta
, karena disinilah timbul banyak cinta , bukan hanya di kalangan pelajar saja,
namun juga yang lain .
“Panii, cepat! Guru Bahasa Inggris yang baru dan ganteng itu
baru tiba. Ayo, kita lihat ! Kamu taukan kalau aku suka padanya sejak beliau
datang pertama kali ke sekolah ini ? Aku gak mau melewatkan moment berharga ini
. Ayoo!”, panggil Sinta, sahabatku yang telah menunggu di pohon dekat parkiran
guru yang berdekatan dengan gerbang sekolah .
Pani , orang sering memanggil dan
menyebutkanku seperti itu . Padahal , aku lebih senang ketika mereka memanggil
“Phanie” dengan lembut atau “Stephanie” dengan panggilan biasa . Tapi , mungkin
mereka lebih merasa nyaman ketika memanggilku dengan kata “Panii” dan dengan
tanda seru di belakangnya .
Namaku Stephanie Carolin Dwight .
Aku seorang remaja yang hampir berumur 17 tahun, yang duduk di bangku kelas XII
SMA . Aku pecinta apaun yang berbau Cok(e)lat. Baik itu makanan ataupun warna .
***
“Oh, baiklah. Sabar sebentar. Aku tau kalau kau sangat
mengaguminya, tapi kau harus sadar kalau kalian sangat gak mungkin, okey?”,
kataku sambil berlari ke arahnya.
Dia hanya menagguk mengiyakan . Tapi
, akukan tidak tahu apa yang di dalam hatinya . Apakah dia betul mengiyakan ,
atau menghiraukannya atau bisa juga tak menerima perkataanku . namun itu semua
tak jadi masalah di dalam persahabatan kami , karna kami memiliki persahabatan
yang cukup kuat ..
“Oh, ayolah. Aku tak mau kehilangan kesempatan untuk melihatnya”,
desaknya sekali lagi.
Sebenarnya aku kenal dengan guru
yang baru dua hari masuk itu . Namanya Marvin Winstanley . Orang-orang sering
memanggilnya dengan sebutan Marvin . Iya. Itu kenangan masa laluku . Dahulu
orangtua kami dekat , karena itulah kami juga dekat . Kami sudah sangat lama
dekat . Mungkin sejak aku lahir , kami sudah dekat. Ya walaupun aku tak
menyadarinya saat itu . Karna kedekatan itulah yang membuatku menganggapnya
seperti saudara laki-lakiku sendiri , begitu juga sebaliknya . Umurnya?
Ya, kami beda 11 tahun dan sekarang aku berumur 16 tahun .
Namun beberapa tahun dia telah
meninggalkan kami di kota kami ini karena dia akan kuliah . Saat dia kuliah ,
aku tak pernah mendapat kabar darinya . Dan dia juga tidak pernah pulang . Baik
itu di saat libur-libur panjang . Sampai akhirnya dia pulang kembali tanpa
memberitahuku juga .
Aku marah padanya. Aku gak suka
kalau dia tidak memberi kabar . Karena itu aku merasa tidak memiliki mood yang baik kalau hanya untuk
membicarakan tentangnya dan memberitahu hal ini kepada Sinta . Tapi , suatu
saat nanti aku akan menceritakannya pada Sinta . Sekarang bukanlah saat yang
tepat.
***
Akhirnya aku membiarkan Sinta untuk
melihat pria itu . Sepertinya dia sangat senang sekali . JLEB! Tanpa sengaja
mataku melihat sesosok mahluk Tuhan yang baru datang dengan sepeda motornya .
Dia memarkirnya motornya itu di parkiran siswa . Dekat parkiran guru . Pria yang
aku dambakan sejak aku duduk di kelas 3 SMP . Dulu dia sekelasku .
Namanya Zeftein Hougsteit , sering
di panggil Zeftein . Dia seorang keturunan Jerman . Kakek dari kakeknya seorang
berkebangsaan Jerman . Aku tau sampai ke hal kecil itu karna pada saat di
SMP , dia memperkenalkan dirinya secara detail padaku . Dia seumuran denganku .
Sebenarnya aku tahu hal yang lebih detail tentang kehidupannya . Tentang dia
yang di marahi orangtuanya karena nilai rapor bulanannya yang tak tercapai ,
kehidupan keluarganya , dan hal lainnya .. Oh iya , ulang tahun kami berdekatan
. Umur kami hanya berbeda sebulan kurang sehari . Maksudnya beda 29 hari. Dia
memiliki rupa yang tampan dengan tubuh yang ideal , soal kepintaran , kami
biasa-biasa saja . Dia akan berperilaku baik terhadap orang yang dekat padanya .
Dan dia akan cuek terhadap orang yang tidak ia kenal betul.
Aku? Jangankan dekat dengannya .
Pada saat kami sekelas dulu, kami tidak pernah saling sapa saat berpapasan .
Sangat dingin !!
***
“Sinta , ada Zeftein! Ahh… Gantengnya.”, kataku pada Sinta.
Sinta tetap saja tidak perduli . Iya
, dia akan asik sendiri dan tidak akan memperdulikan orang lain saat dia sedang
seperti itu.
Mata kami berdua tertuju pada dua
sosok yang berbeda di parkiran itu . sebenarnya dengan kedatangan Marvin , aku
ingin menceritakan Zeftein kepadanya . Tapi kapan? Saat perkenalannya di aula
saja dia tidak memperdulikan aku , padahal aku telah melambaikan tangan padanya
dari tempat duduk di aula itu , dari situlah aku makin marah padanya.
***
Malam harinya aku menceritakan
tentang kedatangan Marvin kepada orangtuaku . Dan mereka hanya tersenyum dan
mengajakku ke luar rumah . Aku bingung, aku akan di ajak kemana . Setelah kami
bejalan melewati 5 rumah di samping kiri rumah kami, kamipun berhenti . Lho,
bukannya ini rumah keluarga Winstanley?
Kami masuk ke rumahnya , dan di
sambut oleh keluarganya Marvin . Ternyata mereka semua memberikan kejutan padaku
. Wow! Ini membingungkan . Aku tak suka kalau begini.
Ah , setelah memperlihatkan Marvin
padaku , mereka saling berbincang dan aku hanya berdiam diri . Seperti patung
dan Marvin sendiri tak berbicara sepatah katapun denganku .. Setidaknya dia
masih harus menjelaskan padaku , mengapa selama ini dia menghilang begitu saja
..
***
Hari itu berlalu . Aku
melanjutkan kegiatanku dengan bersekolah . Tapi hari ini jadwal pelajaran di
kelasku ada Bahasa Inggris di urutan nomor satu . Perasaanku aneh . Anehnya tak
karuan . Senang , bimbang , deg-degan .
“Good Morning! In this morning we have to introduce ourself.
Start from me . If I finished my turn ,
next to your turn!”, dia mengawali pembicaraan sambil menunjuk ke orang paling
sudut kiri depan.
Sebenarnya, aku sangat susah dalam
pelajaran yang satu ini . Entah kenapa hal itu terjadi samaku . Mungkin aku
salah di dasar , tepatnya saat di Sekolah Dasarku dulu . Ya , walaupun ini hanya
perkenalan biasa , tetap saja aku grogi . Aku bisa menjadi grogi berat kalau
menjadi pusat perhatian .
Perkenalan dimulai . Dia
memperkenalkan dirinya yang single itu , serta dia mengucapkan
harapan-harapannya di tahun ini . Menikah , bagaimana dia mau menikah kalau dia
belum punya pacar? Saat perkenalan sampai pada giliranku, aku memperkenalkan
diri , nama , asal , alamat , tanggal lahir , (cita-cita)?.
Sesaat sebelum aku memulai
perkenalanku , aku melihatnya sedang tersenyum ke arahku . Aneh bukan? Jangan
sampai ketahuan kalau kami ini kenal . Aku tak mau ada yang mengetahui itu
karna aku masih punya rasa yang kesal terhadapnya .
***
Ahha .. Dia telah mengajar selama
sebulan di sekolah ini . Tepatnya saat itu di kelasku . Banyak sekali siswa
yang tidak suka dengan sistem penilaiannya dan ujian-ujiannya . Tapi , saat
belajar terkadang akan lebih asyik bersamanya dan memang aku akui ..
Akhir pelajaran kami di pagi hari
sebelum istirahat dia memanggilku . Lantas , aku bingung.
“Stephanie , nanti temui saya di kantor guru!”
JLEB! Sekelas mendengar itu dan
mereka menduga-duga sesuatu yang tak beres terjadi padaku . Aku hanya bisa
menerima permintaannya . tidak mungkin aku menolaknya bukan? Dia adalah seorang
Guru dan aku Muridnya ..
Setelah aku ke kantor guru yang
dihuni oleh banyak guru , dia hanya memberi tahuku untuk pulang sama . Apa ini?
Hemptt.. Akupun mengiyakannya . Apa kata orang nanti kalau kami boncengan? Dan
apa kata Sinta nanti?
Aku memutuskan untuk menceritakan
semua hal ini terhadap Sinta . Setelah aku menceritakannya , dia kaget dan speechless
. Aku maklum saja.
Jadi , bagaimana ini? Oke. Aku punya
siasat untuk tidak keluar kelas sampai sekolah sepi . Aku akan membiarkannya
menungguku di parkiran sampai sekolah sepi .
Waktu yang ditunggu-tunggu tiba .
Ternyata dia tidak mengantarku pulang . Aku dibawanya ke bukit dekat rumah kami
. Bukit dimana tempatku bermain dulu bersamanya . Seketika kenangan-kenangan
dulu lewat dibenakku.
“Kamu ingat tempat ini? Kita dulu sering bermain disini .
Sebenarnya aku membawamu kesini biar kita sahabatan lagi . Biar dekat lagi . Kamu
terlalu canggung setelah aku pulang dari kuliah . Bisakan kita bersahabatan
lagi?” dia bertutur kata dengan serius.
“Sebenarnya bisa . Tapi tak mungkin di bukit ini teruskan?
Kita tak punya waktu yang cukup . Jadwalku dan jadwalmu juga padat . Sekolah,
les sore…”, aku belum siap untuk berbicara’’ lalu dia memotong pembicaraanku.
“Iya. Tapi aku juga ingin mendengar kisah-kisahmu selama ku
tinggalkan . Ya seperti dulu . Masalah waktu , kitakan punya waktu kosong saat
makan siang di sekolah . Bisakan?”
“Iya. Tapi, gimana kalo dilihat oleh murid lain . Kamu mau
disangka yang bukan-bukan? Lagian aku tak mau menceritakan masa lalu . Lebih
baik menceritakan yang sekarang terjadi saja”
Dia pun setuju . Aku menceritakn
semua tentang Zeftein dan keluargaku yang akur dengan waktu yang sedikit untuk
berkumpul . Terkadang dia memberi saran , dan terkadang pula dia hanya diam
tanpa kata . Aku juga menceritakan tentang Sinta yang suka padanya . Dia hanya
tersenyum dan selalu mengganggu Sinta pada saat ketemu dengan Sinta . Lucu
rasanya.
***
Akhr-akhir ini Mamaku selalu
menerima telepon-telepon aneh dari seseorang. Dia selalu kelihatan jengkel dan
menangis . aku jadi penasaran sama telepon itu . Akhirnya aku memberanikan diri
untuk menanyakan hal ini padanya . Mungkin , karena dia sudah tidak tahan lagi
menyimpan semuanya sendirian , dia pun menceritakannya padaku .
Rupanya, penelepon pembuat tangis
itu seorang perempuan. Katanya dia sedang mengandung . Tapi…
“Dia perempuan , dan dia telah hamil sebulan . Dia meminta
pertanggungjawaban , nak”, kata mama sambil menangis dan melihatku.
“Tapi , tapi kenapa mama mengangis? Apa Papa yang telah
mebuatnya hamil? Siapa perempuan itu? jahat sekali dia .. Ahk ..”
Ternyata dugaanku benar . Papalah
penyebabnya . Aku tidak tahu harus berkata apa lagi . Tiba-tiba bibir dan
pikiran ini diam . Air mataku tak tertahankan . Aku ikut menangis . Siapa yang
tak sedih jika papanya tengah selikuh? Siapa yang tidak sedih jika papanya
menghamili perempuan lain? Siapa? SIAPA?
Mama selalu mengangis setelah
berantam dengan Papa . Iya , Mama tak bisa menahan emosi dan kesabarannya telah
melemah . Mereka selalu berantam . Aku tak tega mendengar mereka selalu
berantam . Tiap malam bahkan terkadang setiap waktu , ketika mereka saling
bertemu di rumah .
Aku tak lagi mengenal apa itu
kebahagian . Akupun telah lupa rasanya bahagia itu bagaimana . Aku harus
mencari kebahagiannku sendiri , dengan cara apapun itu .. Tanpa aku sadari ,
ada perubahan yang sangat membuat sekelilingku membenciku , begitu juga dengan
Sinta .. dia mulai menjauhiku , acuh tak acuh denganku ..
‘’Pani , mengapa sekarang kamu berubah .. kamu lebih suka
menyendiri , tidur di kelas bahkan kamu terkadang suka melakukan hal yang jahat
dengan sih kutu buku itu .. apa yang salah dengannya ?? mengapa kamu begini
..’’
‘’Sinta , berhentilah menasehati aku , aku lelah dengan
perkataanmu .. kamu pikir kamu sudah benar jadi orang ??’’
‘’aku ?? aku tau aku belum benar jadi manusia yang seutuhnya
bersih dan suci , tapi aku berusaha untuk melakukan hal yang bisa mengapai itu
.. aku mencoba untuk selalu melakukan hal yang baik , hal yang Tuhan suka ..’’
‘’jadi kamu sudah pernah bertemu Tuhan ?? di mana Dia ??
beritahu aku , aku ingin bertemu dengannya .. aku ingin dia melihat kehidupan
ini dengan hatinya jika Dia memiliki hati yang lembut ..’’
‘’berhenti , jangan
seenaknya kamu berbicara begitu .. Tuhan bisa marah , Dia bisa murka ..’’
‘’lalu ??’’
‘’lalu jagalah ucapanmu Pani ..’’
‘’stop , berhenti !! aku muak !!’’
Aku
meninggalkannya dan langsung menuju parkiran mobil , aku mengendari mobil
sendiri , aku tak mau lagi diantar jemput oleh supir ataupun dikawali oleh
arsisten-arsisten .. aku ingin sendiri .. Sangat ingin sendri !!
*Di
bukit*
‘’Apa itu kebahagiaan ?? apa itu kedamaian ?? setiap hari di
rumah hanya cacian yang aku dengar dan di sekolah hanya cerama-ceramah yang
sangat membosankan , yang aku dengar ..’’ aku berteriak diatas bukit berharap
saat itu juga aku langsung bertemu Tuhan dan menjelaskan padanya tentang
perasaanku ini
‘’Jika keadaan yang seperti ini mampu menghilangkan hatimu
yang lembut , lalu bagaimana keadaan yang lain Pani ??’’ ucap Marvin
‘’Sejak kapan kamu di sana , dan mau apa ke sini ?? mau
menceramahiku seperti Shinta ?? sudahlah , berhentilah , daripada aku
membencimu ..’’
‘’Benci saja , aku tak perduli .. aku bahkan tidak akan
pernah melarangmu untuk membenciku , itu hakmu sepenuhnya .. tapi aku mempunyai
kewajiban untuk menjagamu bahkan meluruskan jalanmu yang aku rasa sekarang ini
…’’
‘’hak ?? kewajiban ??
berarti aku juga berhak memintamu untuk diam !!’’
‘’Jika aku diam , mampukah kamu kembali seperti dulu ??’’
‘’aku lelah !! berhentilah aku mohon .. kamu bukan
kehidupanku dan kamu bukan hatiku .. kamu dulu juga pernah meninggalkanku ,
kamu tau bagaimana perasaanku saat dulu , saat itu terjadi ?? apa kamu mengerti
??’’
‘’maafkan aku , waktu itu …’’
‘’waktu itu apa ??’’
‘’waktu itu aku terlalu sibuk dengan kuliah , aku tak
melupakanmu sama sekali .. hanya aku berharap aku …’’
‘’sudahlah , kamu sama saja seperti Papa Mama , yang
nantinya kalian semua akan meninggalkanku sendirian juga !!’’
‘’tenanglah Pani , aku berjanji itu tak akan terjadi ..’’
‘’bagaimana bisa ?? apa kamu yang punya Dunia ini ?? dulu
saja , aku merasa sangat beruntung menjadi gadis yang sangat diistimewakan ,
kamu tau istimewa seperti apa ?? aku punya banyak yang aku bisa !! uang !!
bahkan aku bisa membeli apapun yang aku mau , tapi Kebahagiaan ?? itu tak
pernah bisa Marvin ..’’
‘’bisa , Sebenarnya Kebahagiaan itu Sederhana Pani ..
Syukurin saja apa yang kamu miliki saat ini ..’’
‘’apa ?? Papa yang selingkuh ??’’
‘’tanya hati kecil kamu , apa yang seharusnya kamu Syukurin
.. Tuhan yang selalu adil pasti akan memberikanmu keadilan .. dengan perubahan
kamu saat ini kamu banyak melukai hati orang lain , termaksud hati kamu sendiri
Pani ..’’
‘’cukup !!’’
Aku
meninggalkan dia sendirian di bukit .. aku merasa lelah dengan perkataannya ..
sama seperti Shinta , dia selalu membuat kepalaku terasa mau pecah ..
‘’sendirian saja Phanie ??’’
‘’Zeftein ?? iya , kamu sendiri kenapa di sini ??’’
‘’aku ?? sengaja di sini , mau bertemu kamu ..’’
‘’kamu mencariku ?? ada apa ??’’
‘’aku hanya takut kamu kenapa-kenapa ..’’
‘’kamu khawatir ??’’
‘’hmm , begitulah ..’’
‘’aku baik-baik saja ..’’
‘’bolehkah kita bicara sebentar ??’’
‘’boleh , tapi agak jauh dari sini saja iya ..’’
‘’baiklah Phanie ..’’
‘’terima kasih atas panggilan itu ..’’
‘’baiklah , gitu dong tersenyum ..’’
‘’kita di sini saja , kamu ingin bicara apa ??’’
‘’maaf sebelumnya Phanie , aku tak bermaksud ikut campur
dalam masalah kamu , apa lagi masalah pribadi kamu .. hanya saja aku lebih
menyukai kamu yang dulu .. kamu yang selalu ramah dan baik terhadap semua orang
dan termaksud juga kamu yang diam-diam sering melihatku dari kejauhan .. maaf
jika perkataanku membuat kamu marah ..’’
‘’sejak kapan kamu memperhatikan itu semua ?? bukannya
selama ini kamu selalu cuek dengan semua orang ??’’
‘’kalau kamu sering memperhatikan aku dari kejauhan ,
mengapa aku tak boleh mengagumi kamu dari kejahuan juga ??’’
‘’kamu pinter sangat buat balikan kata-kata .. terima kasih
jika kamu mulai sadar atas semua itu .. maaf juga jika aku sekarang berubah ..’’
‘’iya , tapi mengapa ??’’
‘’aku ingin mencari kebahagiaan .. tapi aku tak tau di mana
aku menemukannya ..’’
‘’dengan cara seperti ini ??’’
‘’iya .. mungkin dengan cara seperti ini .. kamu tau tidak ,
banyak di luar sana yang berpikir hidupku jauh lebih bahagia daripada orang
lain .. tapi sesungguhnya itu tidak .. kamu , bagaimana jika kamu memiliki
seorang Papa yang berselingkuh ??’’
‘’aku ?? aku akan marah , bahkan merengek seperti anak kecil
.. tapi itu semua aku lakukan ke Tuhan (
berdoa ) , bukan dengan cara yang kamu lakukan seperti ini .. kamu tau , jika
kamu melakukan semua ini , yang ada kamu seperti lari dari kenyataan hidup ..
jadilah diri kamu yang seperti dulu Phanie .. jangan seperti ini lagi ..
pikirkan perasaan orang-orang yang membutuhkan kamu , seperti aku dan sahabat
kamu ‘Shinta’ ..’’
‘’aku tau aku melakukan semua ini membuat semua terluka ,
tapi aku bingung bagaimana caranya aku melampiaskan ini semua .. perasaan ini
benar-benar sakit , aku sayang Papa .. walaupun beliau jarang memanjakanku
dengan perhatiaannya , tapi aku tetap ingin dia menjadi lelaki pertama yang aku
banggakan di dunia ini ..’’
‘’aku tau perasaan kamu , apapun masalah kamu aku mohon
jadilah Phanie yang dulu .. ‘’
Aku terdiam
memandangnya sejenak , aku melihat dua bola matanya .. tapi ada yang aneh , aku
tidak menemukan rasa yang sama , maksudku ketulusannya untuk melakukan itu ..
tapi mungkin ini hanya perasaanku saja .. aku menyukainya sejak lama , saat dia
meminta aku untuk berubah , aku seperti luluh oleh pintanya ..
‘’aku minta maaf .. aku akan mencoba menjadi yang dulu ..
terima kasih untuk nasehat kamu ..’’
‘’benarkah ?? berjanjilah ..’’
‘’iya ..’’
Saat itu ,
aku dan Zeftein semakin dekat .. aku merasa , aku bisa kembali seperti dulu ..
seperti saat aku menyukainya dari kejauhan .. begitu juga Shinta , dia kembali
menjadi sahabatku ..
***
Plakk !!
aku menampar pipi kiri Marvin saat di bukit ..
‘’kamu tau bagaimana hancurnya perasaanku ?? jadi selama ini
kamu yang merencanakannya ?? kamu meminta Zeftein untuk mendekatiku dan
menasehatiku karna kamu tau aku menyukainya ?? dengan menggunakan dia ?? dengan
memanfaatkan perasaanku ??’’
‘’aku bisa menjelaskan semua ini Pani , aku ...’’
‘’stop , aku tak mau mendengarkan sedikitpun penjelasanmu ..
kamu itu tau apa ?? sejak dulu juga kamu membiarkan aku sendirian .. kamu
bahkan tak pernah menanyakan sedikitpun kabarku yang selalu mengkhawatirkan
kamu .. dan sekarang kamu memainkan perasaanku ?? saat aku ditengah
keterpurukan masalah keluargaku , kamu meminta cowok yang aku cintai pura-pura
memperhatikanku ?? seakan-akan aku yang berada di jurang , ditolong dan
digenggam tangannya untuk naik ke atas , namun setelah di atas aku dijatuhkan
kembali ke jurang .. ini yang kamu mau ?? Puas ?? kamu bahagia ?? terima kasih
, mulai saat ini menjauhlah .. aku benar-benar membenci kamu .. bahkan aku akan
meminta Papa untuk mengirimku keluar negeri .. aku lelah , aku sakit , aku
terluka , perih Marvin .. sudah cukup , aku tak ingin lagi mengenalmu !!’’
‘’Pani .. aku mohon dengarlah …’’
Namun aku
tak mendengarkannya , aku terus berlari .. bahkan lari sekencang mungkin dan
tak sedikitpun aku menoleh ke belakang untuk melihatnya .. hatiku yang sangat
hancur ini , akan aku bawa lari bersama air mata yang perih ini ..
Aku melajukan
mobilku dan kembali ke rumah .. sampai rumah …
‘’sudah berulang kali Papa katakan , Papa tak melakukannya
Ma .. Papa tak mungkin melakukan hal sekeji itu .. berhenti untuk mengirim uang
kepada orang itu .. istri macem apa kamu yang tidak mempercayai suaminya ?? apa
kamu tidak punya hati ??’’ bentak keras Papa pada Mama
‘’stop Pa !! jangan lagi marah pada Mama .. aku lelah dengan
bertengkarnya kalian .. selama ini aku seperti orang tuli di rumah ini ..
pernahkah kalian merasa , aku tertekan jika kalian seperti ini ?? tidak malukah
kalian padaku jika kalian bertengkar seperti ini ?? gara-gara semua ini , aku
menjadi orang tolol yang tertipu oleh perasaan .. berhentilah seperti anak
kecil .. mengaku saja jika anak haram dan wanita hina itu adalah selingkuhan
Papa !! aku benci Papa .. Papa tak pantas untuk aku banggakan lagi !!’’
Aku berlari
meninggalkan Papa dan Mama , aku menuju kamarku .. aku mengunci pintu , aku
menangis sekencang-kencangnya .. aku menjatuhkan semua barang-barang yang ada
di meja kamarku ..
2 hari
berlalu sejak dari itu , aku sama sekali tak membuka pintu kamarku , walaupun
Mama memintanya .. aku juga tak menyentuh makanan bahkan minuman .. hingga
akhirnya Mama meminta arsisten dibantu oleh supirku mendobrak pintu kamarku ..
‘’nak , sudahlah .. jangan mengurung diri lagi .. semuanya
sudah kembali seperti dulu nak ..’’
‘’apa yang sudah Ma ?? bukankah semua itu …’’
‘’Mama yang salah nak , Mama terlalu curiga dengan Papamu ..
Papamu benar , dia tak melakukan hal itu .. wanita itu hanya ingin memeras Mama
, wanita itu bekas seketaris Papamu nak ..’’
‘’Mama yakin dengan semua itu ??’’
‘’Mama sudah mengeceknya sendiri nak , dan wanita itupun
sudah mengaku .. wanita itu dendam dengan Papamu karna Papamu memecatnya ..’’
‘’kenapa Papa memecatnya Ma ??’’
‘’dia hampir membocorkan hal pribadi perusahaan kita nak ..’’
‘’lalu di mana dia sekarang ??’’
‘’sudah di penjara nak ..’’
‘’jadi Papa ??’’
‘’Papa kamu ada di bawah , pergilah .. minta maaflah
kepadanya .. dia juga sangat mencemaskan kamu ..’’
‘’iya Ma ..’’
Aku melangkahkan
kaki dengan perlahan menuju tempat Papa ..
‘’Pa .. maafkan Phanie ..’’
‘’iya , tidak apa-apa nak .. kamu jangan cemas .. Papa
sangat menyayangi kamu dan Mama jadi Papa tak akan pernah melakukan hal yang
melanggar Agama .. apalagi membuat kita terpisah ..’’
‘’iya Pa .. saat ini Phanie percaya sama Papa ..’’
‘’dan Papa mohon nak , jika esok lusa adalah masalah ..
cobalah untuk tetap tenang .. jangan memikirkan hal yang tidak baik .. masalah
orang tua , biar orang tua dulu yang selesaikan .. kamu belajar saja dengan
baik ..’’
‘’iya Pa .. Pa , aku ingin pindah ke luar negeri .. aku
ingin sekolah di sana .. bisakah Papa mengaturnya .. aku ingin lusa aku sudah
berada di sana Pa ..’’
‘’kenapa jika kamu di sini nak ?? kamu ada masalah apa ??
cerita nak ..’’
‘’tidak Pa .. aku hanya ingin sekolah di sana ..’’
‘’baiklah , persiapkan dirimu .. Papa akan mengurus semuanya
..’’
‘’terima kasih Pa ..’’
Aku memeluk
Papa dengan hangat .. ku lihat mama yang tersenyum bahagia sedang memperhatikanku
dari kejauhan ..
Aku tak
pernah keluar dari rumah , aku selalu di dalam kamarku .. aku hanya menunggu
kepergiaanku tiba .. masalah keluarga ini memang sudah selesai , tapi masih ada
masalah yang membuatku cukup sakit jika memikirkan .. goresan itu belum sirna
..
***
Kini tiba
waktunya , aku bersiap-siap menuju bandara .. aku berpamitan dengan Papa Mama ,
namun lewat telepon .. mereka tak mengantarkanku karna mereka sedang ada rapat
perusahan .. aku tak mengapa , setidaknya mereka tak seperti dulu .. di dalam perjalan , aku hanya bisa menutup
perasaan sedih dengan doa .. aku berharap jika nanti aku berada di sana , aku
bisa melupakan perasaan sakit ini .. begitu juga cinta ini ..
*di bandara
‘’Phanie .. berhenti ..’’ Zeftein berusaha menarik tanganku
‘’apa lagi ?? mau apa ??’’
‘’aku hanya ingin berbicara denganmu 5 menit saja .. aku
mohon beri aku waktu ..’’
‘’baik .. hanya 5 menit ..’’
‘’aku sudah mendengar kamu ingin keluar negeri bahkan
sekolah di sana .. tapi aku ingin menjelaskan semuanya .. aku ingin kamu tau ,
Marvin melakukan itu semua karna dia menyayangimu , dia mencemaskan perubahan
sikap kamu .. dia sudah mencoba beberapa kali untuk menasehatimu , tapi selalu
gagal .. dia menggunakan aku , karna menurutnya hanya itu satu-satunya jalan ..
maaf jika aku , Marvin dan Shinta merencanakan ini semua .. aku , jujur sangat
menyayangimu .. tapi ada orang yang lebih menyayangiku .. dan aku sudah
memiliki tunangan sejak lahir .. itu adalah perjodohan orang tuaku .. mau
bagaimanapun aku menyukai kamu , aku tak akan bisa memiliki kamu .. kita tak
akan bisa bersatu .. buka hati kamu Phanie .. Marvin menyayangi kamu .. dia
memilih kuliah di bidang yang sama sekali tidak dia sukai hanya untuk kamu ,
agar kelak dia bisa mengajarin kamu .. dia tak bisa memberikan kamu kabar ,
karna dia ingin serius dengan kuliahnya .. kamu tau kan , bagaimana sulitnya
kita jika kita mempelajari sesuatu yang bukan keahlian kita ??’’
‘’tapi aku hanya menganggapnya kakak ..’’
‘’setidaknya kamu menghargai perjuanganya selama ini ..
kembalilah Phanie , jangan pergi .. jangan meninggalkan kami semua termaksud
Marvin .. dia juga berencana ingin keluar dan tidak lagi menjadi guru setelah
kamu pergi .. dia menganggap dia telah gagal untuk berjuang .. buka mata hati
kamu Phanie ..’’
‘’benarkah ?? di mana dia sekarang ??’’
‘’aku di sini Pani ..’’
‘’Marvin .. maafkan aku ..’’ aku langsung memeluknya
‘’tidak ada yang perlu dimaafkan .. aku yang …’’
‘’sudahlah jangan membuatku marah .. kembalilah , jangan
lagi pergi ..’’
‘’baiklah Marvin .. terima kasih untuk kamu , Zeftein dan
kamu juga Shinta ..’’
Akhirnya keberangkatanku
pun dibatalkan .. aku kembali bersekolah seperti biasanya .. kehidupanku
berjalan seperti biasanya .. benar kata Marvin ‘ Sebenarnya , Kebahagiaan itu
Sederhana ‘ dengan cara bersyukur , semuanya akan baik-baik saja ..
jika ada masalah , sebaiknya kita berdoa dan banyak melakukan hal positif dan
juga berusaha menyelesaikan masalah itu dengan ketabahan bukan dengan emosi ..
waktu telah berlalu .. ada hal baru yang sangat indah , perlahan aku mulai
mencintai Marvin .. dan ternyata wanita dalam perjodohan Zeftein itu adalah
Shinta .. bukan hanya aku yang terkejut , namun mereka berdua bahkan Marvin
juga terkejut dengan ini semua .. saat ini mereka berdua juga mulai saling
belajar mencintai .. aku ikhlas dengan hubungan mereka .. aku berharap
Kebahagiaan yang Sederhana ini bisa kekal selamanya ..
*END*
By : Zee Choco & Dwi Panca
Halo My Reader Cerpen , pasti ada yang bertanya-tanya dengan
pertanyaan yang begini :
-‘sist , bukannya kemarin bilang gak mau buat Cerpen dulu
sebelum Novel pertamanya selesai ??’
Jawaban saya : soalnya banyak yang nanya ‘ ka Cho kapan lagi
Cerpen terbarunya ?? ‘ jadi saya buat dech ..
-‘loh Dwi Panca itu siapa ?? kok bisa buat cerpen bareng
sama ka Cho’
Jawaban saya : sist Dwi itu pernah baca cerpen saya .. terus
ngefollow akun twitter saya dan add FB saya .. kemudian kita saling ngobrol ..
sist Dwi itu asalnya dari Pematang Siantar .. oh iya , sist Dwi juga seorang
Penulis .. tapi katanya , terkadang dia suka bosan dengan ceritanya .. nah
makanya timbul ide saya untuk minta sist Dwi ngebuat Cerpen bareng saya .. iya
semoga juga kedepannya sist Dwi makin berkarya iya ..
-‘jadi setelah Cerpen ini , bakal ada lagi gak Cerpen-cerpen
terbaru lainnya ka ??’
Jawaban saya : huaaaa , itu sih blum tau .. kalau mau terus
ada , Request dong ke saya .. Request itu adalah ide cerita dari kalian atau
kalian punya pengalaman pribadi yang ingin dijadiin Cerpen bisa langsung kirim
aja ceritanya ke saya ( inbox ) nanti
saya beritau ke email mana yang harus kalian send ceritanya ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar