hai Sahabat Pembaca Cerpen saya , terima kasih atas waktu dan kunjungannya .. untuk kekurangannya mohon maaf iya ..

setelah banyak karya yg saya terbitkan , ternyata ada orang'' yg jahil , mereka berusaha membuat saya putus asa , sedih , dll dengan cara :
*mencuri karya saya dengan mengatasnamakan karyannya , *mencuri blog saya yg bczchoco.blogspot.com dan
*mencuri twitter saya @ZeeChoco_ ,
tapi saya tidak putus asa kok , saya tetap tersenyum dan memaafkan perbuatan itu (: dan saya akan tetap menjadi seorang penulis , apapun yg telah diambil dari saya tidak akan pernah bisa menjadi pribadi saya ..
dan karna saya ga mau mengecewakan Sahabat Pembaca Cerpen saya yg terus memberikan saya dukungan dan doa , saya membuat kembali blog baru .. terima kasih untuk kalian semua ya ..

oh ya bagi yang punya hobby menulis juga dan mau karya kalian di terbitkan di sini , atau mau Req cerpen ?? kirim aja ke email : bcchoco@yahoo.com , kalau mau tanya'' dulu bisa add pin saya 7E7ADC0D ,
id Line : zeechoco-
atau bisa twett saya ke @ZChoco_
terima kasih banyak iya ..

Semoga Pesan di setiap cerpen saya bisa bermanfaat untuk semuanya (: Tuhan Memberkati {}

Senin, 01 Desember 2014

Sebenarnya , Kebahagiaan itu Sederhana

Hari sudah larut dalam kesunyiannya . Tapi tetap saja mata ini mau berdiam . Pikiran yang melayang-layang tak karuan , aku kesepian . Angin malam dari jendela pun segan tuk menghampiriku . Apa yang salah padaku? Mengapa mereka semua menjauh padaku? Adakah yang bisa menjawab ini?
***
   Jatuh cinta adalah hal ajaib yang bisa membuat seseorang bertindak konyol . Terkadang , seseorang akan melakukan apapun untuk mendapatkan dan memiliki apa yang dicintai . Aku? Aku berbeda . Aku takkan melakukan apapun demi cinta ini. Aku hanya bisa menatap sembari berharap . Berharap sedikit . Aku sadar , aku hanya mempunyai peluang kecil untuk memiliki cinta itu .

***
Matahari menyapaku di pagi hari lewat jendela kamar . Hari telah bangun sebelum aku sadar dari tidurku . Hari dimana aku akan melaksanakan kegiatan-kegiatanku . Aku akan beraktivitas dan aku menyukainya . Saat ini aku berada di posisi yang sangat aman . Keluarga yang harmonis , kami tak pernah kekurangan materi , tetapi kami hanya kurang sedikit waktu yang lebih lama untuk bersama . Walapun begitu, aku akan tetap dan selalu bersyukur atas apa yang ada padaku . Bukan hanya itu , aku juga memiliki seorang sahabat yang sangat menyayangiku . Siapa lagi orang yang lebih beruntung dariku , mendapatkan hal yang diimpikan oleh setiap orang . apa yang aku inginkan selalu bisa aku miliki dengan mudah , tanpa perlu menunggu waktu .. tapi ada sesuatu yang mungkin tak bisa aku miliki dan aku rasa tak pernah aku miliki selamanya ..
Aku telah di antar oleh asisten rumah ke sekolah . Sekolah , tempat istimewa para pelajar dan pecinta . Pecinta , karena disinilah timbul banyak cinta , bukan hanya di kalangan pelajar saja, namun juga yang lain .
“Panii, cepat! Guru Bahasa Inggris yang baru dan ganteng itu baru tiba. Ayo, kita lihat ! Kamu taukan kalau aku suka padanya sejak beliau datang pertama kali ke sekolah ini ? Aku gak mau melewatkan moment berharga ini . Ayoo!”, panggil Sinta, sahabatku yang telah menunggu di pohon dekat parkiran guru yang berdekatan dengan gerbang sekolah .

Pani , orang sering memanggil dan menyebutkanku seperti itu . Padahal , aku lebih senang ketika mereka memanggil “Phanie” dengan lembut atau “Stephanie” dengan panggilan biasa . Tapi , mungkin mereka lebih merasa nyaman ketika memanggilku dengan kata “Panii” dan dengan tanda seru di belakangnya .

Namaku Stephanie Carolin Dwight . Aku seorang remaja yang hampir berumur 17 tahun, yang duduk di bangku kelas XII SMA . Aku pecinta apaun yang berbau Cok(e)lat. Baik itu makanan ataupun warna .
***
“Oh, baiklah. Sabar sebentar. Aku tau kalau kau sangat mengaguminya, tapi kau harus sadar kalau kalian sangat gak mungkin, okey?”, kataku sambil berlari ke arahnya.
Dia hanya menagguk mengiyakan . Tapi , akukan tidak tahu apa yang di dalam hatinya . Apakah dia betul mengiyakan , atau menghiraukannya atau bisa juga tak menerima perkataanku . namun itu semua tak jadi masalah di dalam persahabatan kami , karna kami memiliki persahabatan yang cukup kuat ..

“Oh, ayolah. Aku tak mau kehilangan kesempatan untuk melihatnya”, desaknya sekali lagi.
Sebenarnya aku kenal dengan guru yang baru dua hari masuk itu . Namanya Marvin Winstanley . Orang-orang sering memanggilnya dengan sebutan Marvin . Iya. Itu kenangan masa laluku . Dahulu orangtua kami dekat , karena itulah kami juga dekat . Kami sudah sangat lama dekat . Mungkin sejak aku lahir , kami sudah dekat. Ya walaupun aku tak menyadarinya saat itu . Karna kedekatan itulah yang membuatku menganggapnya seperti saudara laki-lakiku sendiri ,  begitu juga sebaliknya . Umurnya? Ya, kami beda 11 tahun dan sekarang aku berumur 16 tahun .
Namun beberapa tahun dia telah meninggalkan kami di kota kami ini karena dia akan kuliah . Saat dia kuliah , aku tak pernah mendapat kabar darinya . Dan dia juga tidak pernah pulang . Baik itu di saat libur-libur panjang . Sampai akhirnya dia pulang kembali tanpa memberitahuku juga .
Aku marah padanya. Aku gak suka kalau dia tidak memberi kabar . Karena itu aku merasa tidak memiliki mood yang baik kalau hanya untuk membicarakan tentangnya dan memberitahu hal ini kepada Sinta . Tapi , suatu saat nanti aku akan menceritakannya pada Sinta . Sekarang bukanlah saat yang tepat.
***
Akhirnya aku membiarkan Sinta untuk melihat pria itu . Sepertinya dia sangat senang sekali . JLEB! Tanpa sengaja mataku melihat sesosok mahluk Tuhan yang baru datang dengan sepeda motornya . Dia memarkirnya motornya itu di parkiran siswa . Dekat parkiran guru . Pria yang aku dambakan sejak aku duduk di kelas 3 SMP . Dulu dia sekelasku .
Namanya Zeftein Hougsteit , sering di panggil Zeftein . Dia seorang keturunan Jerman . Kakek dari kakeknya seorang berkebangsaan Jerman .  Aku tau sampai ke hal kecil itu karna pada saat di SMP , dia memperkenalkan dirinya secara detail padaku . Dia seumuran denganku . Sebenarnya aku tahu hal yang lebih detail tentang kehidupannya . Tentang dia yang di marahi orangtuanya karena nilai rapor bulanannya yang tak tercapai , kehidupan keluarganya , dan hal lainnya .. Oh iya , ulang tahun kami berdekatan . Umur kami hanya berbeda sebulan kurang sehari . Maksudnya beda 29 hari. Dia memiliki rupa yang tampan dengan tubuh yang ideal , soal kepintaran , kami biasa-biasa saja . Dia akan berperilaku baik terhadap orang yang dekat padanya . Dan dia akan cuek terhadap orang yang tidak ia kenal betul.
Aku? Jangankan dekat dengannya . Pada saat kami sekelas dulu, kami tidak pernah saling sapa saat berpapasan . Sangat dingin !!
***
“Sinta , ada Zeftein! Ahh… Gantengnya.”, kataku pada Sinta.
Sinta tetap saja tidak perduli . Iya , dia akan asik sendiri dan tidak akan memperdulikan orang lain saat dia sedang seperti itu.
Mata kami berdua tertuju pada dua sosok yang berbeda di parkiran itu . sebenarnya dengan kedatangan Marvin , aku ingin menceritakan Zeftein kepadanya . Tapi kapan? Saat perkenalannya di aula saja dia tidak memperdulikan aku , padahal aku telah melambaikan tangan padanya dari tempat duduk di aula itu , dari situlah aku makin marah padanya.
***
Malam harinya aku menceritakan tentang kedatangan Marvin kepada orangtuaku . Dan mereka hanya tersenyum dan mengajakku ke luar rumah . Aku bingung, aku akan di ajak kemana . Setelah kami bejalan melewati 5 rumah di samping kiri rumah kami, kamipun berhenti . Lho, bukannya ini rumah keluarga Winstanley?
Kami masuk ke rumahnya , dan di sambut oleh keluarganya Marvin . Ternyata mereka semua memberikan kejutan padaku . Wow! Ini membingungkan . Aku tak suka kalau begini.
Ah , setelah memperlihatkan Marvin padaku , mereka saling berbincang dan aku hanya berdiam diri . Seperti patung dan Marvin sendiri tak berbicara sepatah katapun denganku .. Setidaknya dia masih harus menjelaskan padaku , mengapa selama ini dia menghilang begitu saja ..
***
   Hari itu berlalu . Aku melanjutkan kegiatanku dengan bersekolah . Tapi hari ini jadwal pelajaran di kelasku ada Bahasa Inggris di urutan nomor satu . Perasaanku aneh . Anehnya tak karuan . Senang , bimbang , deg-degan .
“Good Morning! In this morning we have to introduce ourself.  Start from me . If I finished my turn , next to your turn!”, dia mengawali pembicaraan sambil menunjuk ke orang paling sudut kiri depan.
Sebenarnya, aku sangat susah dalam pelajaran yang satu ini . Entah kenapa hal itu terjadi samaku . Mungkin aku salah di dasar , tepatnya saat di Sekolah Dasarku dulu . Ya , walaupun ini hanya perkenalan biasa , tetap saja aku grogi . Aku bisa menjadi grogi berat kalau menjadi pusat perhatian .
Perkenalan dimulai . Dia memperkenalkan dirinya yang single itu , serta dia mengucapkan harapan-harapannya di tahun ini . Menikah , bagaimana dia mau menikah kalau dia belum punya pacar? Saat perkenalan sampai pada giliranku, aku memperkenalkan diri , nama , asal , alamat , tanggal lahir , (cita-cita)?.
Sesaat sebelum aku memulai perkenalanku , aku melihatnya sedang tersenyum ke arahku . Aneh bukan? Jangan sampai ketahuan kalau kami ini kenal . Aku tak mau ada yang mengetahui itu karna aku masih punya rasa yang kesal terhadapnya .
***

Ahha .. Dia telah mengajar selama sebulan di sekolah ini . Tepatnya saat itu di kelasku . Banyak sekali siswa yang tidak suka dengan sistem penilaiannya dan ujian-ujiannya . Tapi , saat belajar terkadang akan lebih asyik bersamanya dan memang aku akui ..
Akhir pelajaran kami di pagi hari sebelum istirahat dia memanggilku . Lantas , aku bingung.
“Stephanie , nanti temui saya di kantor guru!”
JLEB! Sekelas mendengar itu dan mereka menduga-duga sesuatu yang tak beres terjadi padaku . Aku hanya bisa menerima permintaannya . tidak mungkin aku menolaknya bukan? Dia adalah seorang Guru dan aku Muridnya ..
Setelah aku ke kantor guru yang dihuni oleh banyak guru , dia hanya memberi tahuku untuk pulang sama . Apa ini? Hemptt.. Akupun mengiyakannya . Apa kata orang nanti kalau kami boncengan? Dan apa kata Sinta nanti?
Aku memutuskan untuk menceritakan semua hal ini terhadap Sinta . Setelah aku menceritakannya , dia kaget dan speechless . Aku maklum saja.
Jadi , bagaimana ini? Oke. Aku punya siasat untuk tidak keluar kelas sampai sekolah sepi . Aku akan membiarkannya menungguku di parkiran sampai sekolah sepi .
Waktu yang ditunggu-tunggu tiba . Ternyata dia tidak mengantarku pulang . Aku dibawanya ke bukit dekat rumah kami . Bukit dimana tempatku bermain dulu bersamanya . Seketika kenangan-kenangan dulu lewat dibenakku.
“Kamu ingat tempat ini? Kita dulu sering bermain disini . Sebenarnya aku membawamu kesini biar kita sahabatan lagi . Biar dekat lagi . Kamu terlalu canggung setelah aku pulang dari kuliah . Bisakan kita bersahabatan lagi?” dia bertutur kata dengan serius.
“Sebenarnya bisa . Tapi tak mungkin di bukit ini teruskan? Kita tak punya waktu yang cukup . Jadwalku dan jadwalmu juga padat . Sekolah, les sore…”, aku belum siap untuk berbicara’’ lalu dia memotong pembicaraanku.
“Iya. Tapi aku juga ingin mendengar kisah-kisahmu selama ku tinggalkan . Ya seperti dulu . Masalah waktu , kitakan punya waktu kosong saat makan siang di sekolah . Bisakan?”
“Iya. Tapi, gimana kalo dilihat oleh murid lain . Kamu mau disangka yang bukan-bukan? Lagian aku tak mau menceritakan masa lalu . Lebih baik menceritakan yang sekarang terjadi saja”
Dia pun setuju . Aku menceritakn semua tentang Zeftein dan keluargaku yang akur dengan waktu yang sedikit untuk berkumpul . Terkadang dia memberi saran , dan terkadang pula dia hanya diam tanpa kata . Aku juga menceritakan tentang Sinta yang suka padanya . Dia hanya tersenyum dan selalu mengganggu Sinta pada saat ketemu dengan Sinta . Lucu rasanya.

***
Akhr-akhir ini Mamaku selalu menerima telepon-telepon aneh dari seseorang. Dia selalu kelihatan jengkel dan menangis . aku jadi penasaran sama telepon itu . Akhirnya aku memberanikan diri untuk menanyakan hal ini padanya . Mungkin , karena dia sudah tidak tahan lagi menyimpan semuanya sendirian , dia pun menceritakannya padaku .
Rupanya, penelepon pembuat tangis itu seorang perempuan. Katanya dia sedang mengandung . Tapi…
“Dia perempuan , dan dia telah hamil sebulan . Dia meminta pertanggungjawaban , nak”, kata mama sambil menangis dan melihatku.
“Tapi , tapi kenapa mama mengangis? Apa Papa yang telah mebuatnya hamil? Siapa perempuan itu? jahat sekali dia .. Ahk ..”
Ternyata dugaanku benar . Papalah penyebabnya . Aku tidak tahu harus berkata apa lagi . Tiba-tiba bibir dan pikiran ini diam . Air mataku tak tertahankan . Aku ikut menangis . Siapa yang tak sedih jika papanya tengah selikuh? Siapa yang tidak sedih jika papanya menghamili perempuan lain? Siapa? SIAPA?
Mama selalu mengangis setelah berantam dengan Papa . Iya , Mama tak bisa menahan emosi dan kesabarannya telah melemah . Mereka selalu berantam . Aku tak tega mendengar mereka selalu berantam . Tiap malam bahkan terkadang setiap waktu , ketika mereka saling bertemu di rumah .

Aku tak lagi mengenal apa itu kebahagian . Akupun telah lupa rasanya bahagia itu bagaimana . Aku harus mencari kebahagiannku sendiri , dengan cara apapun itu .. Tanpa aku sadari , ada perubahan yang sangat membuat sekelilingku membenciku , begitu juga dengan Sinta .. dia mulai menjauhiku , acuh tak acuh denganku ..

‘’Pani , mengapa sekarang kamu berubah .. kamu lebih suka menyendiri , tidur di kelas bahkan kamu terkadang suka melakukan hal yang jahat dengan sih kutu buku itu .. apa yang salah dengannya ?? mengapa kamu begini ..’’
‘’Sinta , berhentilah menasehati aku , aku lelah dengan perkataanmu .. kamu pikir kamu sudah benar jadi orang ??’’
‘’aku ?? aku tau aku belum benar jadi manusia yang seutuhnya bersih dan suci , tapi aku berusaha untuk melakukan hal yang bisa mengapai itu .. aku mencoba untuk selalu melakukan hal yang baik , hal yang Tuhan suka ..’’
‘’jadi kamu sudah pernah bertemu Tuhan ?? di mana Dia ?? beritahu aku , aku ingin bertemu dengannya .. aku ingin dia melihat kehidupan ini dengan hatinya jika Dia memiliki hati yang lembut ..’’
‘’berhenti ,  jangan seenaknya kamu berbicara begitu .. Tuhan bisa marah , Dia bisa murka ..’’
‘’lalu ??’’
‘’lalu jagalah ucapanmu Pani ..’’
‘’stop , berhenti !! aku muak !!’’
            Aku meninggalkannya dan langsung menuju parkiran mobil , aku mengendari mobil sendiri , aku tak mau lagi diantar jemput oleh supir ataupun dikawali oleh arsisten-arsisten .. aku ingin sendiri .. Sangat ingin sendri !!
                                                                       
                                                                        *Di bukit*
‘’Apa itu kebahagiaan ?? apa itu kedamaian ?? setiap hari di rumah hanya cacian yang aku dengar dan di sekolah hanya cerama-ceramah yang sangat membosankan , yang aku dengar ..’’ aku berteriak diatas bukit berharap saat itu juga aku langsung bertemu Tuhan dan menjelaskan padanya tentang perasaanku ini

‘’Jika keadaan yang seperti ini mampu menghilangkan hatimu yang lembut , lalu bagaimana keadaan yang lain Pani ??’’ ucap Marvin
‘’Sejak kapan kamu di sana , dan mau apa ke sini ?? mau menceramahiku seperti Shinta ?? sudahlah , berhentilah , daripada aku membencimu ..’’
‘’Benci saja , aku tak perduli .. aku bahkan tidak akan pernah melarangmu untuk membenciku , itu hakmu sepenuhnya .. tapi aku mempunyai kewajiban untuk menjagamu bahkan meluruskan jalanmu yang aku rasa sekarang ini …’’
 ‘’hak ?? kewajiban ?? berarti aku juga berhak memintamu untuk diam !!’’
‘’Jika aku diam , mampukah kamu kembali seperti dulu ??’’
‘’aku lelah !! berhentilah aku mohon .. kamu bukan kehidupanku dan kamu bukan hatiku .. kamu dulu juga pernah meninggalkanku , kamu tau bagaimana perasaanku saat dulu , saat itu terjadi ?? apa kamu mengerti ??’’
‘’maafkan aku , waktu itu …’’
‘’waktu itu apa ??’’
‘’waktu itu aku terlalu sibuk dengan kuliah , aku tak melupakanmu sama sekali .. hanya aku berharap aku …’’
‘’sudahlah , kamu sama saja seperti Papa Mama , yang nantinya kalian semua akan meninggalkanku sendirian juga !!’’
‘’tenanglah Pani , aku berjanji itu tak akan terjadi ..’’
‘’bagaimana bisa ?? apa kamu yang punya Dunia ini ?? dulu saja , aku merasa sangat beruntung menjadi gadis yang sangat diistimewakan , kamu tau istimewa seperti apa ?? aku punya banyak yang aku bisa !! uang !! bahkan aku bisa membeli apapun yang aku mau , tapi Kebahagiaan ?? itu tak pernah bisa Marvin ..’’
‘’bisa , Sebenarnya Kebahagiaan itu Sederhana Pani .. Syukurin saja apa yang kamu miliki saat ini ..’’
‘’apa ?? Papa yang selingkuh ??’’
‘’tanya hati kecil kamu , apa yang seharusnya kamu Syukurin .. Tuhan yang selalu adil pasti akan memberikanmu keadilan .. dengan perubahan kamu saat ini kamu banyak melukai hati orang lain , termaksud hati kamu sendiri Pani ..’’
‘’cukup !!’’
            Aku meninggalkan dia sendirian di bukit .. aku merasa lelah dengan perkataannya .. sama seperti Shinta , dia selalu membuat kepalaku terasa mau pecah ..

‘’sendirian saja Phanie ??’’
‘’Zeftein ?? iya , kamu sendiri kenapa di sini ??’’
‘’aku ?? sengaja di sini , mau bertemu kamu ..’’
‘’kamu mencariku ?? ada apa ??’’
‘’aku hanya takut kamu kenapa-kenapa ..’’
‘’kamu khawatir ??’’
‘’hmm , begitulah ..’’
‘’aku baik-baik saja ..’’
‘’bolehkah kita bicara sebentar ??’’
‘’boleh , tapi agak jauh dari sini saja iya ..’’
‘’baiklah Phanie ..’’
‘’terima kasih atas panggilan itu ..’’
‘’baiklah , gitu dong tersenyum ..’’
‘’kita di sini saja , kamu ingin bicara apa ??’’
‘’maaf sebelumnya Phanie , aku tak bermaksud ikut campur dalam masalah kamu , apa lagi masalah pribadi kamu .. hanya saja aku lebih menyukai kamu yang dulu .. kamu yang selalu ramah dan baik terhadap semua orang dan termaksud juga kamu yang diam-diam sering melihatku dari kejauhan .. maaf jika perkataanku membuat kamu marah ..’’
‘’sejak kapan kamu memperhatikan itu semua ?? bukannya selama ini kamu selalu cuek dengan semua orang ??’’
‘’kalau kamu sering memperhatikan aku dari kejauhan , mengapa aku tak boleh mengagumi kamu dari kejahuan juga ??’’
‘’kamu pinter sangat buat balikan kata-kata .. terima kasih jika kamu mulai sadar atas semua itu .. maaf juga jika aku sekarang berubah ..’’
‘’iya , tapi mengapa ??’’
‘’aku ingin mencari kebahagiaan .. tapi aku tak tau di mana aku menemukannya ..’’
‘’dengan cara seperti ini ??’’
‘’iya .. mungkin dengan cara seperti ini .. kamu tau tidak , banyak di luar sana yang berpikir hidupku jauh lebih bahagia daripada orang lain .. tapi sesungguhnya itu tidak .. kamu , bagaimana jika kamu memiliki seorang Papa yang berselingkuh ??’’
‘’aku ?? aku akan marah , bahkan merengek seperti anak kecil .. tapi itu semua aku lakukan  ke Tuhan ( berdoa ) , bukan dengan cara yang kamu lakukan seperti ini .. kamu tau , jika kamu melakukan semua ini , yang ada kamu seperti lari dari kenyataan hidup .. jadilah diri kamu yang seperti dulu Phanie .. jangan seperti ini lagi .. pikirkan perasaan orang-orang yang membutuhkan kamu , seperti aku dan sahabat kamu ‘Shinta’ ..’’
‘’aku tau aku melakukan semua ini membuat semua terluka , tapi aku bingung bagaimana caranya aku melampiaskan ini semua .. perasaan ini benar-benar sakit , aku sayang Papa .. walaupun beliau jarang memanjakanku dengan perhatiaannya , tapi aku tetap ingin dia menjadi lelaki pertama yang aku banggakan di dunia ini ..’’
‘’aku tau perasaan kamu , apapun masalah kamu aku mohon jadilah Phanie yang dulu .. ‘’
            Aku terdiam memandangnya sejenak , aku melihat dua bola matanya .. tapi ada yang aneh , aku tidak menemukan rasa yang sama , maksudku ketulusannya untuk melakukan itu .. tapi mungkin ini hanya perasaanku saja .. aku menyukainya sejak lama , saat dia meminta aku untuk berubah , aku seperti luluh oleh pintanya ..
‘’aku minta maaf .. aku akan mencoba menjadi yang dulu .. terima kasih untuk nasehat kamu ..’’
‘’benarkah ?? berjanjilah ..’’
‘’iya ..’’
           
            Saat itu , aku dan Zeftein semakin dekat .. aku merasa , aku bisa kembali seperti dulu .. seperti saat aku menyukainya dari kejauhan .. begitu juga Shinta , dia kembali menjadi sahabatku ..

                                                                        ***
            Plakk !! aku menampar pipi kiri Marvin saat di bukit ..
‘’kamu tau bagaimana hancurnya perasaanku ?? jadi selama ini kamu yang merencanakannya ?? kamu meminta Zeftein untuk mendekatiku dan menasehatiku karna kamu tau aku menyukainya ?? dengan menggunakan dia ?? dengan memanfaatkan perasaanku ??’’
‘’aku bisa menjelaskan semua ini Pani , aku ...’’
‘’stop , aku tak mau mendengarkan sedikitpun penjelasanmu .. kamu itu tau apa ?? sejak dulu juga kamu membiarkan aku sendirian .. kamu bahkan tak pernah menanyakan sedikitpun kabarku yang selalu mengkhawatirkan kamu .. dan sekarang kamu memainkan perasaanku ?? saat aku ditengah keterpurukan masalah keluargaku , kamu meminta cowok yang aku cintai pura-pura memperhatikanku ?? seakan-akan aku yang berada di jurang , ditolong dan digenggam tangannya untuk naik ke atas , namun setelah di atas aku dijatuhkan kembali ke jurang .. ini yang kamu mau ?? Puas ?? kamu bahagia ?? terima kasih , mulai saat ini menjauhlah .. aku benar-benar membenci kamu .. bahkan aku akan meminta Papa untuk mengirimku keluar negeri .. aku lelah , aku sakit , aku terluka , perih Marvin .. sudah cukup , aku tak ingin lagi mengenalmu !!’’
‘’Pani .. aku mohon dengarlah …’’
            Namun aku tak mendengarkannya , aku terus berlari .. bahkan lari sekencang mungkin dan tak sedikitpun aku menoleh ke belakang untuk melihatnya .. hatiku yang sangat hancur ini , akan aku bawa lari bersama air mata yang perih ini ..
            Aku melajukan mobilku dan kembali ke rumah .. sampai rumah …
‘’sudah berulang kali Papa katakan , Papa tak melakukannya Ma .. Papa tak mungkin melakukan hal sekeji itu .. berhenti untuk mengirim uang kepada orang itu .. istri macem apa kamu yang tidak mempercayai suaminya ?? apa kamu tidak punya hati ??’’ bentak keras Papa pada Mama
‘’stop Pa !! jangan lagi marah pada Mama .. aku lelah dengan bertengkarnya kalian .. selama ini aku seperti orang tuli di rumah ini .. pernahkah kalian merasa , aku tertekan jika kalian seperti ini ?? tidak malukah kalian padaku jika kalian bertengkar seperti ini ?? gara-gara semua ini , aku menjadi orang tolol yang tertipu oleh perasaan .. berhentilah seperti anak kecil .. mengaku saja jika anak haram dan wanita hina itu adalah selingkuhan Papa !! aku benci Papa .. Papa tak pantas untuk aku banggakan lagi !!’’
            Aku berlari meninggalkan Papa dan Mama , aku menuju kamarku .. aku mengunci pintu , aku menangis sekencang-kencangnya .. aku menjatuhkan semua barang-barang yang ada di meja kamarku ..
            2 hari berlalu sejak dari itu , aku sama sekali tak membuka pintu kamarku , walaupun Mama memintanya .. aku juga tak menyentuh makanan bahkan minuman .. hingga akhirnya Mama meminta arsisten dibantu oleh supirku mendobrak pintu kamarku ..
‘’nak , sudahlah .. jangan mengurung diri lagi .. semuanya sudah kembali seperti dulu nak ..’’
‘’apa yang sudah Ma ?? bukankah semua itu …’’
‘’Mama yang salah nak , Mama terlalu curiga dengan Papamu .. Papamu benar , dia tak melakukan hal itu .. wanita itu hanya ingin memeras Mama , wanita itu bekas seketaris Papamu nak ..’’
‘’Mama yakin dengan semua itu ??’’
‘’Mama sudah mengeceknya sendiri nak , dan wanita itupun sudah mengaku .. wanita itu dendam dengan Papamu karna Papamu memecatnya ..’’
‘’kenapa Papa memecatnya Ma ??’’
‘’dia hampir membocorkan hal pribadi perusahaan kita nak ..’’
‘’lalu di mana dia sekarang ??’’
‘’sudah di penjara nak ..’’
‘’jadi Papa ??’’
‘’Papa kamu ada di bawah , pergilah .. minta maaflah kepadanya .. dia juga sangat mencemaskan kamu ..’’
‘’iya Ma ..’’
            Aku melangkahkan kaki dengan perlahan menuju tempat Papa ..
‘’Pa .. maafkan Phanie ..’’
‘’iya , tidak apa-apa nak .. kamu jangan cemas .. Papa sangat menyayangi kamu dan Mama jadi Papa tak akan pernah melakukan hal yang melanggar Agama .. apalagi membuat kita terpisah ..’’
‘’iya Pa .. saat ini Phanie percaya sama Papa ..’’
‘’dan Papa mohon nak , jika esok lusa adalah masalah .. cobalah untuk tetap tenang .. jangan memikirkan hal yang tidak baik .. masalah orang tua , biar orang tua dulu yang selesaikan .. kamu belajar saja dengan baik ..’’
‘’iya Pa .. Pa , aku ingin pindah ke luar negeri .. aku ingin sekolah di sana .. bisakah Papa mengaturnya .. aku ingin lusa aku sudah berada di sana Pa ..’’
‘’kenapa jika kamu di sini nak ?? kamu ada masalah apa ?? cerita nak ..’’
‘’tidak Pa .. aku hanya ingin sekolah di sana ..’’
‘’baiklah , persiapkan dirimu .. Papa akan mengurus semuanya ..’’
‘’terima kasih Pa ..’’
            Aku memeluk Papa dengan hangat .. ku lihat mama yang tersenyum bahagia sedang memperhatikanku dari kejauhan ..
            Aku tak pernah keluar dari rumah , aku selalu di dalam kamarku .. aku hanya menunggu kepergiaanku tiba .. masalah keluarga ini memang sudah selesai , tapi masih ada masalah yang membuatku cukup sakit jika memikirkan .. goresan itu belum sirna ..

                                                                        ***

            Kini tiba waktunya , aku bersiap-siap menuju bandara .. aku berpamitan dengan Papa Mama , namun lewat telepon .. mereka tak mengantarkanku karna mereka sedang ada rapat perusahan .. aku tak mengapa , setidaknya mereka tak seperti dulu ..  di dalam perjalan , aku hanya bisa menutup perasaan sedih dengan doa .. aku berharap jika nanti aku berada di sana , aku bisa melupakan perasaan sakit ini .. begitu juga cinta ini ..

*di bandara
‘’Phanie .. berhenti ..’’ Zeftein berusaha menarik tanganku
‘’apa lagi ?? mau apa ??’’
‘’aku hanya ingin berbicara denganmu 5 menit saja .. aku mohon beri aku waktu ..’’
‘’baik .. hanya 5 menit ..’’
‘’aku sudah mendengar kamu ingin keluar negeri bahkan sekolah di sana .. tapi aku ingin menjelaskan semuanya .. aku ingin kamu tau , Marvin melakukan itu semua karna dia menyayangimu , dia mencemaskan perubahan sikap kamu .. dia sudah mencoba beberapa kali untuk menasehatimu , tapi selalu gagal .. dia menggunakan aku , karna menurutnya hanya itu satu-satunya jalan .. maaf jika aku , Marvin dan Shinta merencanakan ini semua .. aku , jujur sangat menyayangimu .. tapi ada orang yang lebih menyayangiku .. dan aku sudah memiliki tunangan sejak lahir .. itu adalah perjodohan orang tuaku .. mau bagaimanapun aku menyukai kamu , aku tak akan bisa memiliki kamu .. kita tak akan bisa bersatu .. buka hati kamu Phanie .. Marvin menyayangi kamu .. dia memilih kuliah di bidang yang sama sekali tidak dia sukai hanya untuk kamu , agar kelak dia bisa mengajarin kamu .. dia tak bisa memberikan kamu kabar , karna dia ingin serius dengan kuliahnya .. kamu tau kan , bagaimana sulitnya kita jika kita mempelajari sesuatu yang bukan keahlian kita ??’’
‘’tapi aku hanya menganggapnya kakak ..’’
‘’setidaknya kamu menghargai perjuanganya selama ini .. kembalilah Phanie , jangan pergi .. jangan meninggalkan kami semua termaksud Marvin .. dia juga berencana ingin keluar dan tidak lagi menjadi guru setelah kamu pergi .. dia menganggap dia telah gagal untuk berjuang .. buka mata hati kamu Phanie ..’’
‘’benarkah ?? di mana dia sekarang ??’’

‘’aku di sini Pani ..’’
‘’Marvin .. maafkan aku ..’’ aku langsung memeluknya
‘’tidak ada yang perlu dimaafkan .. aku yang …’’
‘’sudahlah jangan membuatku marah .. kembalilah , jangan lagi pergi ..’’
‘’baiklah Marvin .. terima kasih untuk kamu , Zeftein dan kamu juga Shinta ..’’

            Akhirnya keberangkatanku pun dibatalkan .. aku kembali bersekolah seperti biasanya .. kehidupanku berjalan seperti biasanya .. benar kata Marvin ‘ Sebenarnya , Kebahagiaan itu Sederhana ‘ dengan cara bersyukur , semuanya akan baik-baik saja .. jika ada masalah , sebaiknya kita berdoa dan banyak melakukan hal positif dan juga berusaha menyelesaikan masalah itu dengan ketabahan bukan dengan emosi .. waktu telah berlalu .. ada hal baru yang sangat indah , perlahan aku mulai mencintai Marvin .. dan ternyata wanita dalam perjodohan Zeftein itu adalah Shinta .. bukan hanya aku yang terkejut , namun mereka berdua bahkan Marvin juga terkejut dengan ini semua .. saat ini mereka berdua juga mulai saling belajar mencintai .. aku ikhlas dengan hubungan mereka .. aku berharap Kebahagiaan yang Sederhana ini bisa kekal selamanya ..
                                                                       
                                                                        *END*
                                                                                               By : Zee Choco & Dwi Panca
Halo My Reader Cerpen , pasti ada yang bertanya-tanya dengan pertanyaan yang begini :
-‘sist , bukannya kemarin bilang gak mau buat Cerpen dulu sebelum Novel pertamanya selesai ??’
Jawaban saya : soalnya banyak yang nanya ‘ ka Cho kapan lagi Cerpen terbarunya ?? ‘ jadi saya buat dech ..
-‘loh Dwi Panca itu siapa ?? kok bisa buat cerpen bareng sama ka Cho’
Jawaban saya : sist Dwi itu pernah baca cerpen saya .. terus ngefollow akun twitter saya dan add FB saya .. kemudian kita saling ngobrol .. sist Dwi itu asalnya dari Pematang Siantar .. oh iya , sist Dwi juga seorang Penulis .. tapi katanya , terkadang dia suka bosan dengan ceritanya .. nah makanya timbul ide saya untuk minta sist Dwi ngebuat Cerpen bareng saya .. iya semoga juga kedepannya sist Dwi makin berkarya iya ..
-‘jadi setelah Cerpen ini , bakal ada lagi gak Cerpen-cerpen terbaru lainnya ka ??’
Jawaban saya : huaaaa , itu sih blum tau .. kalau mau terus ada , Request dong ke saya .. Request itu adalah ide cerita dari kalian atau kalian punya pengalaman pribadi yang ingin dijadiin Cerpen bisa langsung kirim aja ceritanya ke saya  ( inbox ) nanti saya beritau ke email mana yang harus kalian send ceritanya ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar