'Di dalam hidup ini , sebuah keberhasilan tidak hanya akan terjadi pada hidup seorang lelaki saja , namun seorang wanita juga akan bisa memperoleh keberhasilan ketika dia mau terus berusaha , yakin pada dirinya sendiri dan percaya akan Kuasa Tuhan' Zee Choco
Sebuah logam bulat tak bersalah menghampiri gadis itu. 1 2 3 4 bahkan
10 banyaknya kini berada di antara gadis itu. perlahan dia mengangkat
kepalanya, melihat sekelilinginya. benar-benar ramai, tapi keramaian itu
bukan memberinya kebahagiaan melainkan rasa kasihan untuknya. gadis itu
mencoba mengutip satu per satu logam yang memang di jatuhkan untuknya.
setetes air mata, dua tetes dan akhirnya tiga tetes jatuh di sudut
pipinya yang lembut.
“hai gadis menyingkirlah dari depan kiosku. kamu benar-benar membuat kiosku kotor dengan kehadiranmu yang menjijikan itu.”
“paman, bisakah berbicara lebih sopan dan lembut kepadaku?”
“tak pantas!”
Namun tak lagi ada jawaban dari gadis itu, dia hanya berlari berusaha meninggalkan kios itu. mendekati sebuah warung kecil.
“ibu. saya ingin membeli 2 roti dan 1 minuman gelas.”
“mana uangmu?”
“ini bu.”
“ini roti dan minumannya, segera pergilah dari sini gadis menjijikan.”
“ibu, bisakah berbicara lebih sopan dan lembut kepadaku?”
“tak pantas!”
Begitu juga kali ini, tak lagi ada jawaban untuk ibu itu. gadis ini
hanya pergi meninggalkannya, meninggalkan cacian yang sama sekali tak
ingin dia dengarkan.
Berjalan, berjalan dan terus berjalan dengan langkah kaki yang sudah
mulai lelah. sejauh apa lagi Tuhan aku harus berjalan? apakah Engkau
tau, seberapa lelahnya aku? apakah Engkau tau, seberapa takutnya aku?
Engkau punya segalanya, apapun yang Engkau inginkan, Engkau bisa dengan
mudah mendapatkannya, sementara aku? seberapa panjangnya tanganMu untuk
menolongku? apa hanya sebuah drama, atau bahkan lelucon yang Engkau
lihat dari atas sana sambil makan pop corn atau lolipop? menertawakanku?
Akhirnya pertanyaan itu mengantarkan kaki kecil gadis itu pada sebuah
Gereja. entah darimana asalnya, entah bagaimana caranya namun gadis itu
telah sampai di sebuah Gereja. Gereja yang mungkin tak ada 1 orang lagi
yang datang. dia memandang Gereja itu, tapi dia tak berani menghampiri
Gereja itu.
“apa nantinya jika aku masuk ke sana atau hanya sekedar menumpang untuk
duduk di depan pintunya, Engkau akan membukakan pintu untukku dan
mengatakan ‘segera pergilah dari sini gadis yang menjijikan’ apa itu
lagi yang akan ku dengan Tuhan? mendengar perkataan yang sama yang
seperti mereka lontarkan tadi untukku.”
Hening, bisu. tak ada terdengar 1 jawabanpun dari beberapa pertanyaan
gadis itu. air mata itu menetes lagi, membuatnya harus menjatuhkan lutut
di depan Gereja itu.
Angin yang berhembus dengan lembut membuat gadis itu merasa terusir
dengan rasa sedihnya. dia pergi, berlari lagi meninggalkan Gereja itu.
kali ini dia menuju sebuah danau buatan yang biasanya setiap sore selalu
ramai dikunjungi orang-orang.
Memandang ke arah seorang anak yang sedang naik sepeda bebek di tengah
kolam dengan orang tuanya. di balik matanya yang sangat indah, ada
kilauan yang begitu hangat, jika kilauan itu terjatuh di sudut pipinya
akan membuatnya terasa semakin sakit.
“pergi dari sini gadis menjijikan. apa kamu kira kamu bisa masuk ke tempat wisata ini?”
“paman, bisakah berbicara lebih sopan dan lembut kepadaku?”
“tak pantas!”
Entah apa yang membuatnya membisu, lagi-lagi tak ada jawaban dari
perkataan itu. perkataan yang semua orang tau kalau itu ‘hina’.
Dubraaaak.
“hei nak jangan berlari dengan kepala yang tertunduk, itu bisa membuat dirimu dan orang lain mungkin terluka.”
Gadis itu tetap menundukan kepalanya, dan berkata.
“paman akankah berkata hal yang sama seperti mereka? jika iya, silakan
saja. jika itu bisa membuat diri kalian bahagia dan puas.”
Gadis itu kemudian pergi meninggalkan lelaki tua itu yang baru saja
disebutnya paman. kemana aku, apa masih ada tempat untuk orang seperti
aku? disandarkannya bahu yang sangat kotor itu pada sebuah pohon yang
besar, mungkin sudah jauh dari keramaian.
“sepertinya kamu meninggalkan ini.”
Perlahan dia mengangkat kepalanya dan melihat apa yang telah dia
tinggalkan. roti itu, matanya menatap tajam ke arah lelaki yang
mengatakan itu, ternyata lelaki tua itu lagi.
“ini milikmu nak, ambillah.”
“hanya roti seperti itu, untuk apa paman datang menghampiriku. bukankah
paman bisa membuangnya kalau paman mau. jangan mengotori tangan paman
hanya untuk memungut roti itu dan mengantarkannya kepada gadis seperti
aku.”
“kamu benar nak, bisa saja roti ini aku buang. tapi aku tau kamu
memerlukannya. ambil nak, siapapun orang itu, jika melihat dan menemukan
sesuatu yang jatuh di manapun itu, dia tak berhak untuk membuangnya.”
“tak perlu mengejarku paman. aku bisa saja kembali ke sana untuk menemukannya?”
“tak akan semudah yang kamu katakan nak. kembali dan menemukan, apa kamu
yakin bisa? bagaimana kalau apa yang kamu cari sudah lebih dulu di
temukan orang lain yang juga membutuhkannya.”
“berati dia bukan untukku paman.”
“itu jawaban yang bagus nak, kalau begitu apa harus juga kamu membiarkan kesempatan mengambilnya setelah dia ada di depanmu?”
“terima kasih paman. maaf telah mengotori dirimu.”
“siapa namamu nak?”
Gadis itu sama sekali tak menjawab pertanyaan paman itu, dia membuka 2 roti yang dia miliki. 1 roti dia makan dan 1 roti lagi.
“ini hadiah untukmu paman, maaf jika hanya sekecil ini.”
“terima kasih nak.”
Gadis itu menatap paman itu, melihatnya makan pemberian darinya. padahal
itu hanya roti, bukan karena roti tapi karena pemberian dari seorang
gadis sepertinya. kenapa paman itu tak merasakan sesuatu? sesuatu yang
jijik.
“kamu tinggal di mana nak?”
“paman minuman ini untuk paman saja. tadi aku membelinya hanya 1 tapi belum aku minum. ambillah paman dan maaf.”
“tidak nak. jika hanya 1.”
“aku tidak membutuhkannya paman. paman lebih membutuhkannya karena paman usianya sudah tua jadi usai makan harus segera minum.”
“kalau begitu. ini minum duluan, dan berikan setengahnya kepadaku.”
Kaget, sangat kaget. apa paman ini bercanda. tak bisakah dia melihat
entah sudah berapa lama aku tak menyikat gigiku? mungkin ini hanya
sebuah lelucon.
Gadis itu mencoba minum setengah dan memberikan kepada paman itu. apakah benar dia akan melakukan seperti yang dia katakan?
“ini paman.”
“terima kasih nak.”
Masih dengan rasa tidak percaya, ternyata paman itu meminumnya. gadis itu semakin kaget.
“paman apa sebenarnya yang paman inginkan?”
“saya tak menginginkan apa-apa nak.”
“lalu kenapa paman melakukan ini semua kepadaku?”
“paman hanya…”
“kemari paman, lihat siapa di balik kaca ini. aku hanya seorang gadis
dengan pakaian kotor, rambut yang kasar, dan segenggam logam recehan?
apa paman tidak merasa aku ini menjijikan. sama seperti yang orang lain
katakan padaku. kenapa paman mau berbagi minuman denganku? apa paman tau
seberapa kotornya aku? apa paman tidak sadar?”
“penampilan yang kotor tak akan pernah bisa menutupi hati yang bersih
nak. jangan menganggap dirimu seperti kotoran. paman yakin di balik
penampilanmu ini ada hati kecil yang sangat bersih.”
“paman tau apa? apa setelah paman tau, paman akan ikut menertawakanku? 2
bulan lamanya aku hidup dengan sebuah hinaan dan cacian. aku tak
memiliki lagi hati yang bersih itu. semuanya hilang paman. aku Cuma
sampah yang tak bisa di perbaiki. mengotori setiap lingkungan yang aku
dekati. aku…”
“cukup nak, sebenarnya paman ingin kamu ikut dengan paman. paman akan
berusaha membuatmu bahagia nak. paman akan membantumu membuktikan ke
semua orang kalau kamu bukan gadis menjijikan nak.”
“ikut dengan paman? kemana?”
“ke rumah paman nak. mendekatlah di kehidupan paman nak.”
“apa aku harus mempercayai paman? aku baru saja mengenal paman.”
“tak ada yang perlu kamu takutkan nak. coba tanya dengan hati kecilmu. apa aku terlihat asing olehmu?”
“aku tak tau paman. tapi aku akan ikut dengan paman.”
Gadis itu melihat lelaki itu mengeluarkan sebuah handpone, tidak beberapa lama sebuah mobil hitam menghampiri mereka.
“naiklah nak.”
“terima kasih paman tapi bolehkah paman duluan naik.”
“baiklah nak.”
Mobil itu melaju kencang. di dalam mobil tak ada sedikitpun terdengar
suara orang yang berbicara. gadis itu berharap dia bisa mempercayai
paman itu.
Terhenti di sebuah rumah megah. seperti istana.
“turunlah dari mobil nak.”
“iya paman.”
“ayu masuklah nak.”
“tapi paman. badanku.” air mata menemani suaranya
“ini rumah paman nak, tak akan ada orang yang memarahimu. tak akan pernah nak.”
“teeerima kasih paman.”
“ini kamarmu nak.”
“indah paman. terima kasih.”
“mandilah nak, dan ambillah pakaian yang ada di lemari itu. itu semua milikmu nak.”
“paman. teriima kasssiiih.”
Lelaki itupun meninggalkannya. gadis itu segera mandi dan memilih
pakaian. entah sudah berapa lama dia tak mandi. mungkin sejak dia hidup
di jalanan.
“paman. apa aku terlihat pantas mengenakan pakaian ini.”
“cantik. kamu benar-benar cantik nak.”
“terima kasih paman.”
“paman. apa yang harus aku lakukan ke depannya?”
“berdoalah nak. semoga Tuhan selalu mengabulkan impianmu.”
“maksud paman?”
“besok kamu akan masuk ke sebuah sekolah nak. belajarlah yang benar dan
rajin. dan jangan lupa selalu bersyukur dan berdoa kepada Tuhan.”
“tapi paman, apa sebenarnya tujuan paman terhadapku?”
“paman hanya ingin membantumu mewujudkan cita-citamu nak.”
“cita-cita? aku tak punya lagi paman.”
“kata siapa kamu tak punya nak? mulai sekarang kamu akan punya cita-cita
itu. cita-cita yang akan membuatmu menunjukan kepada semua orang yang
telah menghinamu.”
“aku takut aku mempunyai keberanian untuk menggapainya paman.”
“paman akan selalu berusaha membantumu nak. percayalah tiada yang tak mungkin jika Tuhan Berkehendak.”
“terima kasih paman.”
“paman bolehkan aku bertanya, kenapa rumah semegah ini, hanya ada paman seorang.”
“tidak seorang nak. ada kamu, paman, supir, tukang kebun dan mbok. kita
semua akan menjadi keluarga yang paling bahagia di dunia ini nak”
“terima kasih paman.”
“berterima kasihlah pada Tuhan nak.”
Gadis itu hanya membisu. apakah aku harus mengucapkan Terima Kasih pada Tuhan?
“jika kamu tamat, kamu akan melanjutkan keperguruan tinggi nak. paman akan menyekolahkanmu ke luar negri.”
“terima kasih paman. aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini paman.
aku akan membuat paman bangga dan tak menyesal telah memungutku.”
“amin nak.”
1 tahun *
2 tahun *
3 tahun *
4 tahun *
“pamaaan aku lulusss. nilaiku sangat baik paman.”
“puji Tuhan nak. tetap semangat nak. apa cita-citamu nak?”
“arsitek paman.”
“kenapa harus arsitek nak?”
“karena aku ingin mengubah kota ini menjadi tempat yang lebih bagus
tanpa menghancurkan kenyamanannya paman. banyak orang hanya
berlomba-lomba untuk membangun sebuah rumah megah, bangunan bertingkat.
tapi tidak dengan impianku paman. aku akan membangun tempat wisata yang
indah penuh dengan penghijauan, udaranya pasti lebih sejuk paman. kelak
tak perlu khawatir lagi tentang polusi udara yang hanya akan menyebabkan
penyakit paman.”
“bagus nak. Tuhan pasti akan membantumu. paman akan mempersiapkan
keberangkatanmu nak. kamu akan sekolah di salah satu perguruan terbagus
di dunia. jadilah orang yang berguna, tapi tetap berhati bersih nak.”
“iya paman. aku akan membuktikan. 5 atau 6 tahun lagi aku akan membuat
paman bangga. paman tak akan dengan harapan sia-sia. tapi paman bolehkah
aku meminta supir mengantarku ke sebuah teman sebelum pergi ke luar
negri paman?”
“silakan nak.”
Heii Gereja. aku kembali di depanmu. hari ini aku belum pantas
membuka pintumu. tapi aku tunggulah aku kembali nanti. aku akan membuka
pintumu dengan diri yang jauh lebih pantas dari saat ini. tunggulah aku.
“paman, jagalah kesehatan paman. tunggulah aku dengan impian yang terwujudkan.”
“baiklah nak.”
5 tahun kemudian *
Kini usia gadis itu 23 tahun. gadis itu kembali ke negaranya dengan
senyuman yang masih polos. lelaki tua yang masih di sebutnya paman itu,
menjemputnya di bandara.
Sekarang dia seorang arsitektur terkenal. banyak tawaran untukknya, tapi
dia menolak. sesuai dengan impiannya, 6 bulan kemudian gadis itu
berhasil membangun sebuah kota wisata yang indah. banyak di temukan
pohon di pinggir jalan yang dulunya hanya ada bangunan dan keramaian
orang. udara yang mulai sejuk. gadis itu juga berhasil memperbaiki
kembali Gereja itu. membuat Gereja itu kini jauh lebih indah.
‘kita sambut Chikita Aubrella yang akan pertama kali meresmikan kembali Gereja.’
Gadis itu menguntingkan pita di depan pintu Gereja itu, dan membuka pintu Gereja itu. sesuai janjinya, dia kembali.
Gadis itu bertulut di hadapan sebuah salib besar. berdoa dengan tulus.
Terima kasih Tuhan. maafkan aku dengan perkataan 9 tahun yang lalu. aku
percaya, sekarang aku yakin Engkau tak akan membiarkan semuanya sia-sia.
Engkau akan mempunyai cukup cara untuk membantu hidupku. tanganMu yang
kuat akan selalu menuntunku. terima kasih Tuhan.
“akhirnya kamu ada waktu untuk libur nak.”
“ea paman. tapi tak akan hanya itu karyaku. aku akan membuat yang lebih indah paman. terima kasih paman.”
“sama-sama nak. nak besok malam ada seseorang yang ingin bertemu
denganmu. dia sangat mengagumi karya mu nak. bisakah kamu menyediakan
waktu untuknya?”
“baiklah paman. tapi paman juga harus ikut denganku.”
“iya nak, paman akan menemanimu sampai kapanpun dan kemanapun itu.”
“terima kasih paman.”
“perkenalkan Wilson. ini adalah Chikita Aubrella yang kamu kagumi itu.”
Namun ketika lelaki yang bernama Wilson itu menatap gadis itu, begitu juga sebaliknya. rasa kaget menyamber hati mereka berdua.
Gadis itu mengeluarkan air mata yang begitu deras. dia mengenal lelaki
yang bernama Wilson itu, namun sudah hampir 9 tahunan lamannya dia tak
pernah melihatnya bahkan tak ingin lagi melihatnya. dia berlari
meninggalkan semua yang ada di sana.
“nak.”
“paman katakan padaku dari mana paman mengenal lelaki itu.”
“lelaki itu ayah kamu nak.”
“dari mana paman tau? kenapa paman mengenalnya? apa dia mencariku
setelah aku sukses dan membuktikan pada semuanya kalau aku bisa berhasil
paman?”
“paman tau semuanya nak. paman sangat mengenal ayahmu.”
“dari mana paman mengenalnya? sejak kapan? paman tidak tau bertapa tak
berhati mulianya orang itu. paman tak tau seberapa hancur hidupku karena
dia. paman aku tak ingin lagi melihat orang itu.”
“dari awal ayahmu hidup paman sudah mengenalnya nak. paman tau, tapi bagaimananya pun dia, dia tetap ayah kamu nak.”
“ayah? bukan paman, bahkan aku sendiri tak pernah ingin terlahirkan
sebagai anaknya. aku membencinya paman. jangan pertemukan aku dengan
orang itu lagi.”
“tapi kenyataan membuatmu harus merimanya nak. maafkan dia nak. bukankah
sejak lama di dalam hatimu, kamu ingin membuktikan padanya kamu juga
bisa berhasil nak?”
“tapi paman ini terlalu menyakitkan untukku. dia membuang aku paman. dia
membiarkan aku hidup di jalanan semenjak bunda meninggal. dia tak
mengiginkanku paman. alasannya karena aku hanya seorang anak perempuan.
aku tak ada arti untuknya paman.”
“tapi Tuhan menolongmu nak, Dia membantumu. paman pernah mengatakan padamu nak, tetaplah pada hatimu yang bersih nak.”
“tapi paman. aku takut, aku takut semua akan terulang lagi.”
“tidak nak. tetap percayalah pada paman. paman akan selalu menjagamu.”
“baiklah paman. aku akan menemuinya kembali tapi tolong ikutlah denganku paman. temani aku.”
“iya nak.”
“terima kasih paman.”
“anakku. maafkan ayah nak. maafkan semua dosa dan kesalahan ayah. ayah akan menebusnya nak.”
“ayah berhentilah meminta maaf padaku. tak mengapa ayah. aku akan tetap kuat. sekarang mari kita mulai semuanya dari awal ayah.”
“terima kasih nak. semoga Tuhan melindungimu selalu.”
“begitu juga dengan ayah.”
“terima kasih ayah, sudah menjaga anakku.” kata ayahnya pada lelaki tua yang selama ini dipanggilnya paman
“ayah?”
Gadis itu bingung.
“iya nak. saya adalah ayahnya ayah kamu.”
“berarti paman adalah… Kakekku.”
Kakeek, di peluknya lelaki tua itu.
Beliau sebenarnya adalah kakeknya. selama ini beliau hidup di luar
negeri karena bisnisnya sehingga gadis itu tak pernah sekali pun bertemu
dengannya. lelaki tua itu sengaja mencarinya setelah mengetahui dari
pembantu di keluarganya yang sudah bekerja lama untuknya, apa yang telah
di lakukan anaknya terhadap cucunya. sebenarnya dia mempunyai 2 orang
cucu, 1 orang lagi kakak lelaki gadis itu, namun telah meninggal akibat
over dosis. pemakai nark*ba.
Beginilah hidup. bukan hanya seorang lelaki yang bisa berhasil, namun
seorang wanita juga bisa berhasil. sebuah keberhasilan tak akan pernah
memandang apa jenis kelamin orang itu. wanita bukan seorang yang lemah
namun mereka lembut.
“apa yang anda cari? apa yang bisa saya bantu?”
“hai paman. waktu 9 tahunan yang lalu bisakah berbicara lebih sopan dan lembut kepadaku seperti sekarang?”
Sekarang paman itu yang membisu. seorang paman yang telah menghinanya.
Sambil tersenyum dan mengatakan padanya.
“aku bukan gadis menjijikan!”
“anda mau beli apa?”
“hei ibu. waktu 9 tahunan yang lalu bisakah berbicara lebih sopan dan lembut kepadaku seperti sekarang?”
Begitu juga dengan ibu tersebut, membisu. tak ada jawaban.
Sambil tersenyum dan mengatakan padanya.
“aku bukan gadis menjijikan!”
hai Sahabat Pembaca Cerpen saya , terima kasih atas waktu dan kunjungannya .. untuk kekurangannya mohon maaf iya ..
setelah banyak karya yg saya terbitkan , ternyata ada orang'' yg jahil , mereka berusaha membuat saya putus asa , sedih , dll dengan cara :
*mencuri karya saya dengan mengatasnamakan karyannya , *mencuri blog saya yg bczchoco.blogspot.com dan
*mencuri twitter saya @ZeeChoco_ ,
tapi saya tidak putus asa kok , saya tetap tersenyum dan memaafkan perbuatan itu (: dan saya akan tetap menjadi seorang penulis , apapun yg telah diambil dari saya tidak akan pernah bisa menjadi pribadi saya ..
dan karna saya ga mau mengecewakan Sahabat Pembaca Cerpen saya yg terus memberikan saya dukungan dan doa , saya membuat kembali blog baru .. terima kasih untuk kalian semua ya ..
oh ya bagi yang punya hobby menulis juga dan mau karya kalian di terbitkan di sini , atau mau Req cerpen ?? kirim aja ke email : bcchoco@yahoo.com , kalau mau tanya'' dulu bisa add pin saya 7E7ADC0D ,
id Line : zeechoco-
atau bisa twett saya ke @ZChoco_
terima kasih banyak iya ..
Semoga Pesan di setiap cerpen saya bisa bermanfaat untuk semuanya (: Tuhan Memberkati {}
setelah banyak karya yg saya terbitkan , ternyata ada orang'' yg jahil , mereka berusaha membuat saya putus asa , sedih , dll dengan cara :
*mencuri karya saya dengan mengatasnamakan karyannya , *mencuri blog saya yg bczchoco.blogspot.com dan
*mencuri twitter saya @ZeeChoco_ ,
tapi saya tidak putus asa kok , saya tetap tersenyum dan memaafkan perbuatan itu (: dan saya akan tetap menjadi seorang penulis , apapun yg telah diambil dari saya tidak akan pernah bisa menjadi pribadi saya ..
dan karna saya ga mau mengecewakan Sahabat Pembaca Cerpen saya yg terus memberikan saya dukungan dan doa , saya membuat kembali blog baru .. terima kasih untuk kalian semua ya ..
oh ya bagi yang punya hobby menulis juga dan mau karya kalian di terbitkan di sini , atau mau Req cerpen ?? kirim aja ke email : bcchoco@yahoo.com , kalau mau tanya'' dulu bisa add pin saya 7E7ADC0D ,
id Line : zeechoco-
atau bisa twett saya ke @ZChoco_
terima kasih banyak iya ..
Semoga Pesan di setiap cerpen saya bisa bermanfaat untuk semuanya (: Tuhan Memberkati {}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar