hai Sahabat Pembaca Cerpen saya , terima kasih atas waktu dan kunjungannya .. untuk kekurangannya mohon maaf iya ..

setelah banyak karya yg saya terbitkan , ternyata ada orang'' yg jahil , mereka berusaha membuat saya putus asa , sedih , dll dengan cara :
*mencuri karya saya dengan mengatasnamakan karyannya , *mencuri blog saya yg bczchoco.blogspot.com dan
*mencuri twitter saya @ZeeChoco_ ,
tapi saya tidak putus asa kok , saya tetap tersenyum dan memaafkan perbuatan itu (: dan saya akan tetap menjadi seorang penulis , apapun yg telah diambil dari saya tidak akan pernah bisa menjadi pribadi saya ..
dan karna saya ga mau mengecewakan Sahabat Pembaca Cerpen saya yg terus memberikan saya dukungan dan doa , saya membuat kembali blog baru .. terima kasih untuk kalian semua ya ..

oh ya bagi yang punya hobby menulis juga dan mau karya kalian di terbitkan di sini , atau mau Req cerpen ?? kirim aja ke email : bcchoco@yahoo.com , kalau mau tanya'' dulu bisa add pin saya 7E7ADC0D ,
id Line : zeechoco-
atau bisa twett saya ke @ZChoco_
terima kasih banyak iya ..

Semoga Pesan di setiap cerpen saya bisa bermanfaat untuk semuanya (: Tuhan Memberkati {}

Senin, 31 Maret 2014

Waktu

 'Ketika kebodohanku dan keegoisanku merengut kebahagiaanku bahkan menghilangkan semua yang aku miliki , ketika itu juga aku sadar aku telah menyia-nyiakan waktuku' Zee Choco

Mungkin aku seorang cowok yang egois. mungkin keegoisanku di nomer satukan saat aku berusaha ingin mendapatkan sesuatu yang aku impikan, tapi ‘waktu’ yang terkadang menghancurkan usahaku. dan terkadang membuatku tak berarti untuk hidup.
Aku seorang cowok yang usianya 22tahun. panggil saja aku Alex. saat ini aku bekerja di sebuah perusahaan. harapanku, impianku, dan masa depanku semua waktu yang akan mengaturnya. aku memiliki keegoisan ini sejak aku jatuh cinta pada seorang cewek bernama Luvi. seorang gadis manis yang usianya di bawahku 1tahun. aku mengenalnya dari salah satu temanku. mungkin menurut semua orang aku bisa di katakan seorang playboyz, tapi maaf tidak bagi orang yang tau alasanku melakukan ini. jauh sebelum aku mengenal Luvi tepat sekitar 2tahun lalu, aku telah memiliki seorang pacar, namanya Rina. hingga saat ini aku pun masih menjalin hubungan dengannya, namun hubungan kami diambang-ambang kehancuran, hubungan ini sudah mulai retak. begitu juga dengan Luvi, dia telah memiliki seorang pacar dan hubungannya juga sudah mulai retak. pertama kali saat aku mendengarkan curhatnya, aku merasa aku hanya bisa men’suport dia karna apa yang dia rasakan saat ini, juga dirasakan olehku. begitu juga yang dia lakukan denganku.

‘’Luvi. besok malam bisa ga kita ketemu di mall ? kali aja kita bisa saling mengenal lebih jauh bahkan saling curhat juga lebih enak.’’
Ku ketik sebuah pesan di BBM ku. dan dia pun membalas :
‘’besok ea. hmm. boleh dech, kamu atur aja tempatnya. jam 7 ea.’’
Perasaanku pun sangat senang sekali. dan aku pun kembali membalasnya.
‘’ok dech vi. mksih ea.’’
‘’ok sama-sama’’
Kurebahkan tubuhku keatas kasur. ada hati lega namun sedikit deg deg’an.
Esoknya tiba dan aku pun mengawali hariku dengan senyuman. seakan hoki berpihak padaku hari ini. ku siapkan dengan cepat pekerjaanku. hingga jam menunjukan pukul 5 sore dan aku bergegas pulang kerumah. usai mandi aku pun siap-siap dengan pakaian yang mungkin akan membuatku lebih tampak keren. hingga jam menunjukan pukul 6 sore. aku langsung bergegas menuju mall dimana tempat aku janjian ketemu dengannya. beberapa pesan di BBM masuk, ku lihat namun ku biarkan, karna itu pesan dari Rina ‘pacarku’.
Ku lajukan mobilku secepat mungkin agar aku tidak telat. maklum, aku tidak mau telat karna ini janjian pertama kali unutk ketemu dia . akhirnya tiba di tempat yang aku tuju. sebuah tempat makan sebut saja kafe yang letaknya ada di dalam mall tersebut. sesampai di kafe itu aku duduk di sebuah kursi, dan ku pesan 1minuman untukku.
Tidak beberapa lama, ku lihat seorang cewek cantik datang menghampiriku. dan aku pun mempersilakan dia duduk di bangku kosong tepat didepanku. kembali aku memesan minuman untuknya. wah dia memang cantik, tak hanya dari sebuah foto, namun aslinya lebih cantik dari fotonya.
‘’maaf telat Lex’’
‘’oh ga kok, aku juga baru datang.’’
‘’oh hhe’’
Ku lihat tawa kecilnya dan sempurna begitu sangat cantik. kamipun melanjutkan obrolan kami.
‘’Luvi, gimana hubunganmu dengan pacarmu ?’’
‘’break Lex, mungkin uda ga bisa lagi di lanjutkan. ga ada harapan sama sekali lagi.’’
‘’kalau kamu merasa tertekan dengannya kenapa kamu masih harus bertahan, ea harus break dong. kamu masih pacaran dengannya, bukan sudah membina rumah tangga. masih ada kesempatan kamu memilih yang lebih baik untuk kamu. kamu masih bebas vi.’’
‘’aku tau. tapi aku masih punya rasa sayang dengannya walaupun sedikit. aku berharap dia bisa berubah. bisa kembali seperti dulu saat pertama kali aku mengenalnya. aku ingin menunggunya Lex.’’
‘’menunggu sampai kapan vi ? apa sampai kamu lebih terluka lagi ?’’
‘aku ga tau Lex.’’
‘’buka mata kamu vi. cowok ga Cuma dia di dunia ini. kamu ga boleh tergantung sama dia. gimana kalau waktu itu akan membuat kamu lebih terluka ?’’
‘’aku ingin Lex keluar dari sini. dari semua masalah aku dengan dia. tapi aku harus mencoba setia. mencoba menghancurkan hatiku dan bahkan membiarkannya terluka demi menunjukan padanya kesetiaan ini.
‘’ga vi, aku ga akan ngebiarin hal itu terjadi.’’
‘’tapi Lex.’’
‘’uda vi. kamu tenang aja.’’
Kami pun menutup obrolan kami. kami mengelilingin mall berdua. aku pun semakin nyaman dengannya. bersama dia aku merasa lupa akan siapa diriku. ingin rasanya aku hentikan waktu. akan kebersamaan kami ini bisa abadi selamanya.
Jam menunjukan hampir pukul 22.30 wib. aku pun mengantarnya pulang.
Sesampai dirumah. ku lihat ada pesan masuk di BB ku, ku baca dan ternyata itu dari Rina. namun aku tak membalasnya. aku mungkin akan menutup hati untuknya, walaupun aku masih memiliki sedikit rasa sayang untuknya. ku ketik sebuah pesan kepada Luvi yang berisikan ‘Gudz Nitez’. dan dia membalasnya dengan ‘Gudz Nitez too’.
Esok harinya sebelum ke kantor aku mengajak Luvi untuk sarapan bareng denganku. aku menjemputnya di rumahnya. tidak lupa dia mengenalkanku kepada orang tuanya.
Hari demi hari berlalu. hubungan kami pun semakin dekat bahkan lebih dari hubungan seorang sahabat. aku benar-benar lupa dengan Rina. tapi kelupaanku dengannya bukan berarti aku tak pernah menemuinya. masih ku sisakan sedikit waktu untuk menjemputnya di kampus. jujur perasaan ini membuat aku bingung, benar-benar bingung, aku tak bisa begitu saja memutuskan dia. aku, aku telanjur kasihan padanya. papanya sudah meninggal, ibunya bekerja di luar negri dan dia hanya sebatang kara di sini, dia tinggal di tempat kost. apa mungkin ini perasaan kasihan ? apa mungkin rasa sayang ini ada semata-mata hanya karna kasihan padanya ? oh Tuhan, aku tau ini tidak baik, namun aku tak bisa membiarkannya sendiri. maafkan aku Rina, tapi keegoisanmulah yang membuat aku berubah, membuat aku jadi seperti ini. dulu aku nyaman denganmu, namun saat ini aku lebih nyaman dengan Luvi. bahkan lebih nyaman hingga aku lebih menyayangi dia dari kamu.
Beberapa hari kemudian akhirnya Luvi mengatakan padaku kalau dia sudah putus dengan pacarnya. aku senang mendengarnya. bahkan sangat bahagia.
*skip cerita*
Semakin dekatnya hubungan kami. aku semakin sayang dengannya. aku selalu memperhatikan dia. aku selalu menemui dia. jalan-jalan bareng, kemana-mana bareng, sarapan bareng bahkan sampai aku sudah sering makan di rumahnya dengan orang tuanya. ku sisakan ‘waktu’ku untuk Rina hanya untuk menjemputnya pulang kuliah. Rina tidak tau hubunganku dengan Luvi namun tidak sebaliknya, Luvi mengetahui hubunganku dengan Rina masih berjalan.
Ketika kami jalan-jalan tiba-tiba Luvi memegang tanganku. dan berkata :
‘’Lex, gimana sama hubungan kita ? dan gimana sama Rina ?’’
‘’gimana apanya vi ?’’
‘’aku, aku sebenarnya ingin memperjelas status hubungan kita. kapan kamu putusin Rina ?’’
‘’aku, belum bisa vi.’’
‘’kenapa ?’’ tampak kekecewaan di matanya.
‘’aku ga tega sama dia. aku ga bisa ngancurin dia yang Cuma sebatang kara di sini.’’
‘’trus apa kamu tega hancurin aku ?’’
‘’ga. bukan maksudku kae gitu vi. tolong kasih aku ‘waktu’. aku juga ga akan ngelarang kamu untuk mengenal cowok lain atau siapapun. pergi kemanapun bahkan sedekat apapun. yang pasti hati kamu dan kamu hanya milik aku seorang’’
‘’Lex. aku ga tau, sampai kapan ‘waktu’ akan seperti ini. mungkin sampai aku telah lelah menunggu kepastian darimu. saat ini aku dan hatiku memang hanya milikmu dan semoga sampai selama-lamanya’’ katanya sambil menjulurkan lidah seakan mengejekku
Ku cubit hidungnya yang mungil. kamu tau vi aku sayang kamu lebih dari Rina, namun aku tak tega kepadanya. aku berharap ‘waktu’ bisa membawa kita bersama, Cuma berdua. aku dan kamu tanpa Rina.
Waktu terus berlalu. kebersamaan kami, hubungan kami akan berjalan begini namun lebih dekat walau tanpa status. aku sangat menyayanginya namun tak ada pilihan lain. aku tak bisa memberikan kepastian untuknya. mungkin orang lain akan mengatakan aku pengecut, aku pecundang bahkan aku brengsek tapi semua kulakuakan ini karna ada alasan yang jelas.
Beberapa minggu kemudian tepatnya 1 bulan.
Dia mengatakan kepadaku dia baru berkenal dengan seorang cowok. tapi aku menganggapnya biasa karna aku tau di hatinya pasti selalu ada aku. aku bahkan tidak takut sedikitpun mendengar kedekatannya dengan cowok itu.
namun semua berkata lain. lamban laun dia mulai menjauh dariku. dia berubah, berubah drastis. mungkin dia marah karna saat terakhir kali dia bertanya padaku tentang kepastian hubungan kami aku tidak dapat menjawab yang seperti dia harapkan. aku hanya menjawab yang sama seperti kemarin-kemarinnya. perlahan aku mulai kembali mendekatinya. namun tak ada kesempatan. dia menutup kesempatan untukku. aku, aku semakin jauh dengannya. dia mulai tak ada waktu untukku, mulai menghindariku. bahkan terkadang pesanku tak pernah dia balas.
‘Luvi, apa yang kamu lakukan saat ini kepadaku ? kamu tau kan aku sangat sayang denganmu. aku ingin kita seperti dulu lagi.’
‘maaf Lex, aku ga bisa. aku ga bisa mengharapkan sesuatu yang tak pernah ada kepastiannya. seperti yang kamu katakan, aku masih punya hak untuk memilih. aku juga sadar, kedekatanku denganmu membuat Rina hancur dan terluka. hingga saat ini, saat di mana kamu ga pernah ada untuknya lagi, dia masih tetap menunggumu bahkan tetap setia untukmu. aku ingin kamu bisa lebih menjadi seorang cowok yang benar-benar berani mengambil keputusan walaupun harus melukai seseorang, karna semakin lama kamu menunda keputusanmu, waktu yang akan membuat keputusan itu sendiri. maaf Lex. aku ga bisa dekat denganmu lagi bahkan menjadi temanmu pun aku ga bisa. ga bisa lagi. maafkan aku’
‘Luvi maaf, maaf untuk semua ini. tapi kasih aku waktu. kasih aku kesempatan vi. tolong vi.’
Namun sedikitpun tak ada balasan dari Luvi. dia menjauh dariku. dia membiarkan aku di tengah kehancuran padahal dia sangat tau aku lebih menyayanginya lebih dari Rina. benar ‘waktu’ sendiri yang membuat keputusan. keputusan untuk mempertemukan kamu dengan yang lebih bae dari aku. waktu sendiri yang membuat aku harus belajar untuk membiarkanmu pergi walau itu sakit, walau itu perih. aku terluka vi, aku sangat sayang padamu. aku berharap waktu bisa mengulang kembali, di mana aku bisa bersamamu. dan mungkin aku tidak akan menyia-nyiakan waktu itu untuk mengambil keputusan. aku tak pernah bisa rela melihatmu bersama orang lain, namun aku harus belajar. seiring berjalannya waktu, aku yakin aku bisa. karna kehancuran ini karna salahku. kehancuran, luka, dan rasa sakit ini karna keegoisanku bahkan kebodohanku.
Suatu saat nanti, semoga jika akan ada saat ini lagi, aku tak akan pernah menyia-nyiakannya. Dan Luvi, semoga kamu bahagia dengan keputusanmu (:

Cerpen ini inspirasi dari teman ku ‘Willy’
semoga yang membaca cerpen ini bisa tau bertapa beharganya ‘waktu’ (:
karna waktu ga akan pernah bisa mengulang yang tlah berlalu (:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar